PEKANBARU - Aksi unjuk rasa imigran dari Afghanistan di Pekanbaru, Riau, sejak Senin (17/1/2021) pagi, menyebabkan fasilitas dan ketertiban umum terganggu. Polisi terpaksa membubarkan paksa massa yang terobos masuk ke kawasan gedung graha pena.

Pantauan GoRiau Senin sore, para imigran tampak memenuhi halaman gedung graha pena, sampai menutup akses keluar masuk gedung graha pena, Jalan Soebrantas, Panam, Pekanbaru, Riau.

Kemudian, tampak banyak kendaraan yang hendak keluar dari dalam kawasan gedung graha pena menumpuk karena tidak bisa keluar, sebab, para imigran duduk di akses keluar masuk graha pena.

Karena hari semakin gelap, lalu aparat kepolisian dari Polresta Pekanbaru tampak mulai membubarkan para imigran, karena para karyawan yang kerja di gedung graha pena sudah mulai gerah di kendaraannya.

“Aksi imigran ini sudah berulang-ulang sebenarnya, resettlement ke negara ketiga, sedangkan untuk sementara informasi dari UHNCR belum ada dibuka untuk ke negara ketiga, karena sudah dipanggil untuk wawancara segala macam, itu keterangan dari UNCHR yang bertanggungjawab terkait masalah ini,” kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Pria Budi, yang memimpin langsung pengamanan aksi di gedung graha pena.

Mantan Dirpamobvit Polda Riau itu menjelaskan, kalau pihaknya sudah melakukan tindakan-tindakan persuasif agar para imigran bisa mengerti dan tidak mengganggu.

“Dari pagi tadi aksinya jam 8, kita awalnya sudah mengimbau untuk menyampaikan secara persuasif, silahkan menyampaikan pendapat tapi tidak mengganggu hak orang lain, namun tadi mencoba untuk menerobos, dan ingin bertahan, padahal karyawan banyak yang mau pulang,” lanjutnya.

Karena dinilai sudah mengganggu ketertiban umum, akhirnya Pria Budi memutuskan untuk memerintahkan persinel Polresta Pekanbaru untuk melakukan tindakan tegas.

Bahkan, pihak UHNCR juga sudah berjanji akan mengunjungi para imigran, namun para imigran menolak. Kemudian para imigran bentrok dan memaksa masuk ke dalam kawasan gedung graha pena.

“Jadi tadi sudah mengganggu ketertiban umum, karena kita tau gedung graha pena ini bermacam perusahaan yang berkantor disini, jadi mereka menutup jalan, para pegawai tidak bisa pulang sehingga kami ambil tindakan tegas untuk membubarkan para imigran,” tegas Pria Budi.

Terpisah, salah satu Imigran yang bernama Aziz mengaku sudah jenuh dan ingin segera dipindahkan ke negara ketiga.

“Kami ada yang sudah belasan tahun di pengungsian. Jadi sudah depresi. Itu kita sampaikan, kami datang, tapi tidak ada satupun (perwakilan UNHCR) datang," katanya. ***