JAKARTA - Calon Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Mulfachri Harahap memastikan dirinya tak akan maju dalam pertarungan Pilpres 2024.

Alasanya, Ia saat ini memiliki cita - cita besar yakni fokus membesarkan partai berlambang matahari terbit itu.

Sebagai salah satu pendiri PAN, Mulfahri juga ingin fokus konsolidasi di internal demi penguatan PAN, jika Ia terpilih menjadi Ketua Umum.

"Apa yang saya lakukan jika jadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional, saya akan lakukan kosolidasi secara masif," tegasnya saat ditemui saat mendaftar sebagai Ketum di Sekretariat DPP PAN, Jalan Daksa I, Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2020).

Bukan hanya itu, demi memajukan partai yang akan dipimpinnya tersebut, Mulfachri juga memastikan kalau dia tak akan mencalonkan diri sebagai Capres ataupun Cawapres di Pemilu yang akan datang.

"Perlu saya sampaikan, insyallah saya tidak akan atau tidak punya mimpi nyapres atau nyawapres. Saya tidak punya mimpi untuk itu," tegasnya.

Maka dari itu, ditekankan Mulfachri, dia akan punya waktu yang sangat cukup untuk bekerja demi kemajuan partai dan kaderisasi yang optimal.

"Saya insyallah punya waktu cukup untuk bekerja untuk kepentingan partai. Melakukan kosolidasi, melakukan pelatihan agar partai yang sejatinya organisasi kader kembali kejati dirinya. Itu yang akan saya lakukan," pungkasnya.

Hadir menemani Mulfachri dalam pendaftaran Caketum itu beberapa pengurus PAN. Diantaranya adalah Chandra Tirta Wijaya, dan lain-lain. Mereka diterima oleh Sekertaris Steering Committee Kongres PAN, Saleh Partaonan Daulay.

Perlu diketahui, perolehan suara nasional dan kursi DPR RI dari PAN pada Pemilu 2019 menurun. Pengurus dan kader partai pun sempat prihatin dibuatnya.

Diantaranya seperti yang diakui oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN, Noviantika Nasution. Noviantika mengaku sedih dengan perolehan suara partai yang kian anjlok.

“Sedih. Enggak ada kader yang bersedih atau prihatin kalau perolehan partainya menurun,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (18/1/2020).

Sebagaimana diketahui, dari empat Ketua Umum yang pernah menjabat, pada masa kepemimpinan Zulkifli Hasan (Zulhas) lah perolehan suara PAN paling rendah. Sebab, partai yang berdiri pasca reformasi itu hanya mendapat urutan delapan dari sembilan partai politik di Senayan. PAN cuma mendapat 44 kursi di Pemilu 2019 atau menurun empat kursi dari periode sebelumnya.  

Lebih lanjut Noviantika menilai, ada beberapa faktor penyebab kursi PAN menurun di Pemilu 2019. Salah satunya yakni karena kesalahan dalam manajerial partai. 

“Kalau DPP Partai melakukan proses tata kelola yang baik, tentu ke bawahnya akan baik juga,” tegasnya.

Maka dari itu ditekankan Noviantika, ke depan, PAN perlu Ketum yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Sosok Ketum juga harus memiliki kapasitas mempuni. 

“Itu diperlukan agar kursi PAN tak lagi menurun,” tekan Noviantika.***