PANGKALAN KERINCI - Air Sungai Kerumutan di Kecamatan Bandar Petalangan, Kabupaten Pelalawan mendadak menghitam dan berbau busuk menyengat.

Diduga kuat akibat pencemaran limbah pabrik semakin kuat.

Berdasarkan temuan fakta di lapangan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan, didapati fakta adanya kebocoran pada aplikasi milik PT Serikat Putra.

"Telah dilakukan pengambilan sempel air di lima titik lokasi," kata Kepala DLH Kabupaten Pelalawan, Eko Novita, Rabu (29/7/2020).

Sampel pertama, ungkap Eko, diambil di titk kebocoran, sedangkan sample kedua di parit sebelum pertemuan limbah dengan parit perusahaan.

"Sample ketuga diambil di parit pertemuan dengan limbah perusahaan, sampel keempat itu diujung parit perusahan dengan Sungai Kerumutan dan sampel lima diambil di Sungai Kerumutan," bebernya.

Kabar adanya kebocoran limbah PT Serikat Putra ini, lanjut Eko, awalnya pihak pelapor pada, Selasa (28/7/2020) pukul 06.00 Wib, mendapat informasi bahwa air sungai tidak seperti biasanya karena berubah hitam.

"Kemudian ditelusuri dan ditemukan ttik aeal kebocoran," terangnya.

Kemudian, pihak perusaahaan pada pukul 7.30 Wib mendapat laporan dari masyarajat bahwa ada limpahan keluar dari Land Aplikasi Blok E II Flat BAD nomor 3 menuju ke parit kebun.

"Parit kebun berhubungan dengan sungai kerumutan, panjang parit kebun sekitar 500 meter. Sedangkan jarak dari sumber kebocoran ke parit kebun skitar 150 meter," sebutnya.

Eko mengatakan, pada jam 08.00 Wib pihak perusahaan datang ke lokasi bersama tim tiga orang untuk menutup aliran tersebut.

"Sudah dibuat berita acaranya. Jadi sampel yang sudah diambil ini dibawa ke laboratorium di Pekanbaru. Untuk hasilnya, kurang lebih sekitar dua pekan baru bisa diketahui," jelasnya, kepada GoRiau.*