TEMBILAHAN, GORIAU.COM - Setelah melakukan uji laboratorium dan mendapatkan hasil bahwa beberapa jenis makanan, diantaranya adalah tahu yang mengandung zat berbahaya yaitu formalin.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), kemudian menarik tahu dengan jenis yang sama dari pasaran, dan dari tempat produksi tahu tersebut.

Seluruh air dan drum yang diduga terkontaminasi formalin di tempat produksi tahu itu kemudian diganti dan tahu yang sudah di produksi dibawa seluruhnya ke kantor Disperindag Inhil, Kamis (25/6/2015).

Setelah di bawa ke kantor Disperindag Inhil, tahu yang berjumlah lebih kurang 250 Kilo Gram itu kemudian dimusnahkan.

''Jadi, mulai besok, tidak ada lagi tahu yang mengandung formalin beredar di Tembilahan, karena semua sudah kita musnahkan, dan tempat produksi tahu pun sudah kita sterilkan dan meminta pemiliknya mengganti semua peralatan yang diduga mengandung formalin,'' ujar Kadisperindag Inhil, Fahrolrozy.

Pihaknya, dikatakan Fahrolrozy hanya akan memberikan pembinaan kepada pemilik produksi tahu tersebut, dan memintanya mengganti bahan dan peralatan yang diduga mengandung formalin.

''Kita hanya memberikan pembinaan, tidak melanjutkan melalui jalur hukum, jadi kita meminta semua tahu yang sudah di produksi ditarik dan semua peralatan yang diduga terkontaminasi kita minta diganti,'' tukasnya.

Alasan pihaknya tidak melalui jalur hukum dikatakan Fahrolrozy, karena pemilik produksi tahu menyangkal bahwa ia memproduksi menggunakan formalin, apalagi menurutnya, itu adalah usaha rumah tangga dan bukan suatu usaha besar.

''Dari dugaan kita dan BPOM, diduga formalin berasal dari cuka atau dari drum yang digunakan untuk membuat tahu, bisa saja, cuka yang dibeli pemilik produksi yang mengandung formalin, atau bisa drumnya, karena ia mengatakan membeli drum bekas,'' tambahnya.

Karena sifat formalin tidak mudah menghilang, dikatakan Fahrolrozy, meskipun drum tersebut sudah dicuci berkali-kali, namun sisa formalin akan terus ada.

''Kami menduga, yang bersangkutan tidak mengetahui drum itu bekas digunakan untuk formalin, makanya kita minta seluruh drum diganti baru,'' cetusnya.

Sementara itu, untuk ikan, cincalok dan terasi yang juga mengandung formalin dan rodamin b, Disperindag Inhil masih mencari siapa yang memproduksinya.

''Masih kita telusuri, nanti jika sudah dapat. Akan kita ambil juga seluruh hasil produksinya itu,'' sebut mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Inhil itu.(adv)