HANOI - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari sedang menjalankan misi besar dengan melakukan diplomasi olahraga antar NOC, Federasi Olahraga Negara ASEAN (SEAGF), Dewan Olimpiade Asia (OCA), Asian Confederations, International Federation (IF) dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Misi besar itu yang dibangun Okto, pangilan akrabnya, itu sangat mendasar. Karena, semua lembaga tersebut memiliki legitimasi terhadap perkembangan olahraga baik di ASEAN, Asia maupun Dunia. Melalui program Olympic Solidarity setiap negara memiliki hak yang bisa diusulkan atau diperjuangkan oleh NOC agar bisa meningkatkan prestasi olahraganya.

Sinyal itu terlihat saat Okto menyampaikan sambutan pada acara Wellcoming Dinner dan ramah tamah bersama Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Vietnam, Denny Abdi dan Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Chandra Bhakti di Hanoi, Vietnam, Rabu (11/5/2022) malam.

Secara terbuka, Okto menyambut baik apresiasi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Bahkan, dia menyebut pada SEA Games 2021 Hanoi ini sudah tidak lagi berbicara target mengingat situasi extra ordinary setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.

Selain itu, Okto juga mengungkapkan komitmen pemerintah Indonesia dalam membangun olahraga di kawasan ASEAN dengan mengambil alih pelaksanaan ASEAN Para Games yang semula memjadi kewajiban Vietnam.

"Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2021 itu sebagai fakta. Makanya, NOC Indonesia ingin mempererat kerjasama dengan semua pihak. Selain Kemenpora, kami juga berharap Duta Besar Indonesia untuk Vietnam melobi pemerintah Vietnam untuk menjalin kerja sama dalam peningkatan prestasi olahraga di kawasan Asia Tenggara menuju ke jenjang Olimpiade," ujar Okto.

Apa yang dibangun Okto melalui diplomasi olahraga itu sesuai dengan keinginan Presiden Jokowi yang telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Undang Undang Keolahragaan dan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang terus disosialisasikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali.

Keinginan Okto membangun olahraga dengan negara kawasan Asia Tenggara itu jelas memperkokoh posisi Indonesia sebagai bangsa besar yang tidak hanya jago kandang. Dan, ini jelas tergambar dari sambutan Denny Abdi yang menyebut Indonesia selalu dianggap pemimpin negara ASEAN meski jabatan pemimpin negara ASEAN dipegang secara bergiliran.

"Indonesia itu selalu saja dianggap sebagai pemimpin negara ASEAN baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya termasuk olahraga," kata Denny Abdi.

Vietnam sendiri selaku tuan rumah pun menyadari akan pentingnya kebersamaan negara-negara Asia Tenggara dalam membangun olahraga. Itu bisa dilihat dari gambaran upacara pembukaan SEA Games ke-31 dengan tema "Untuk Asia Tenggara Yang Lebih Kuat" di Stadion Mỹ Đình, Hanoi, Vietnam, Kamis (12/5/2022) malam.

Acara pembukaan akan dibagi dalam tiga segmen. Yang pertama, menampilkan Vietnam, dengan budaya dan identitasnya sendiri, sebagai negara yang bersahabat dengan semua negara. Kedua, menunjukkan kekuatan komunitas ASEAN di peta dunia, dan yang ketiga akan menampilkan solidaritas dan persahabatan antara Vietnam dan anggota ASEAN lainnya dalam upaya menyatukan dan membangun komunitas regional yang kuat. ***