PEKANBARU - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang berkunjung ke Riau, Rabu (3/10/2018) batal mendengarkan ceramah Ustad Abdul Somad karena terlambat ke lokasi acara di Al-Ihsan Boarding School (IBS) Kubang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Tapi acara tetap berjalan, dan UAS beserta ribuan masyarakat mendapat pencerahan tentang kondisi laut Indonesia dari menteri yang selalu tampil nyentrik itu.

Susi mengatakan, bahwa pencurian ikan marak terjadi sejak tahun 2001 karena dibukanya izin penangkapan ikan untuk kapal-kapal asing.

"Waktu itu pemerintah masih memberikan izin. Sehingga asing hanya membeli satu izin kapal konsesi tetapi dicopy untuk sepuluh kapal," kata Menteri Susi saat menghadiri kegiatan parenting akbar dan makan ikan di Al-Ihsan Boarding School (IBS) Kubang.

Kecurangan pencuri ikan itu, lanjut Susi, tidak hanya sekedar menduplikat izin tetapi juga mendesain dan menggunakan kapal yang sama untuk mengelabuhi aparat.

"Karena mereka niatnya merampok, izin beli satu, kapalnya bisa sepuluh sampai dua puluh. Di cat sama, kapal sama. Kalau ditangkap, izinnya difotokopi saja," cerita Susi.

Sangking maraknya pencurian ikan, lanjut Menteri Susi, dalam sehari sekitar 10.000 kapal asing selalu berlayar di perairan Indonesia dan mengeruk potensi perikanan yang seharusnya menjadi hak nelayan dan masyarakat di tanah air.

"Maka jangan biarkan lagi kapal asing merampas hak anak bangsa dan potensi kelautan yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," tegasnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk selalu mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur tentang perikanan supaya tidak ada lagi peraturan yang melonggarkan kegiatan illegal fishing seperti di masa lalu.

"Masyarakat harus kawal, jangan sampai ada peraturan yang membuat kapal asing bebas merampok ikan di Indonesia setelah masa jabatan saya habis," tegasnya lagi. ***