PEKANBARU – Harga minyak kelapa sawit dunia atau Crude Palm Oil (CPO) dibayangi sentimen negatif sepanjang pekan ini.

Terkoreksinya CPO disebabkan oleh prospek pasokan CPO dunia yang meningkat, sementara China yang merupakan pembeli terbesar kedua setelah India, masih memberlakukan pembatasan aktivitas (lockdown).

"Tidak hanya itu, harga CPO terbebani oleh harga minyak kedelai yang anjlok," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja di Pekanbaru, Selasa (13/9/2022).

Refinitiv Commodities Research dalam risetnya menilai bahwa stok minyak sawit yang tinggi dan produksi musiman yang lebih kuat dari negara-negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia menghasilkan pasokan CPO global yang berlimpah, sehingga menekan pasar.

"Peningkatan prospek pasokan global dari minyak biji matahari dan minyak kedelai juga merupakan faktorbearish," jelasnya.

Harga CPO juga kerap dipengaruhi oleh harga minyak saingan seperti minyak kedelai karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar.

Sepanjang pekan harga minyak kedelai di Dalian anjlok 2,16% ptp, sedangkan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade jatuh 1,75% ptp.

Pasar global juga tengah mengawasi situasi Covid-19 di China karena penguncian atau lockdown mengganggu permintaan akan CPO.

"Diketahui, China sedang melakukan penguncian di Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan sejak 1 September 2022," jelasnya. ***