PANGKALANKERINCI - Parlaungan Nasution, seorang pengrajin gerabah di Kelurahan Rawang Empat, Kecamatan Bandar Petalangan setidaknya bisa memanfaatkan cuaca untuk membuat kerajinan yang terbuat dari tanah liat secara maksimal. Karena keterbatasan produksi, pembuatan gerabah hanya dibuat sesuai kemampuan.

Meski bahan baku tanah liat cukup melimpah dan cuaca yang mendukung, lagi-lagi karena tidak ada suport dari pemerintah daerah (Pemda) dan pihak swasta untuk memberikan modal usaha, membuat pengrajin gerabah ini sekedarnya saja.

"Saya berharap adanya bantuan dan perhatian dari pemerintah atau swasta untuk meminjamkan modal," tutur Parlaungan, Selasa (23/5/2017).

Ia berharap dapat memperoleh bantuan modal agar bisa mempekerjakan setidaknya empat orang karyawan untuk memproduksi gerabah. Parlaungan tetap bertahan di tengah sulitnya kondisi.

"Sekarang hanya bertahan, belum bisa berkembang. Usaha ini masih pas-pasan saja, hanya untuk keperluan makan," ucapnya.

Adapun hasil kerajinan yang dibuat Parlaungan, berupa asbak rokok, celengan dan pas bunga. Ia menjual hasil kerajinannya dimulai dengan harga Rp5 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung besar kecilnya ukuran kerajinan.

"Omsetnya rata-rata Rp200 sampai Rp400 ribu per minggu. Saya berjualan keliling dengan anak saya menggunakan sepeda motor pakai keranjang dari rotan, cukuplah untuk kebutuhan makan saja," ungkapnya.

Bahkan, kerajinan gerabah ini sudah pernah ditampilkan dalam gelar Pelalawan Expo 2016 dan ternyata mendapat perhatian dari Bupati Pelalawan, Harris.

Parlaungan bahkan sempat diikut sertakan pada kegiatan pelatihan selama 30 hari di kota Yogyakarta dan mendapatkan bantuan peralatan berupa kompresor dari UMKM Kabupaten Pelalawan.

Terpisah, Camat Bandar Petalangan, Faisal SSTP berjanji akan terus berupaya untuk membina dan menampilkan kerajinan gerabah dalam event kecamatan maupun tingkat kabupaten. ***