PEKANBARU – Emak-emak di Kota Pekanbaru menjerit setelah pemerintah memilih untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dikala ekonomi masyarakat masih tercekik akibar hantaman Pandemi Covid-19.

Harga Pertalite yang awalnya dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Harga Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Lya, salah seorang warga Kota Pekanbaru menuturkan dengan adanya kenaikan BBM ini dia mengkhawatirkan harga bahan juga akan ikut mengalami kenaikan.

"Dengan BBM tidak naik saja harga sembako tinggi, apalagi ini BBM sudah dinaikkan," katanya, Ahad (4/9/2022).

Selanjutnya wanita yang sudah memiliki 3 orang anak ini tidak hanya menghawatirkan kenaikan harga sembako saja, melainkan juga biaya pendidikan juga akan ikut mengalami kenaikan.

"Harga peralatan sekolah juga pasti akan naik, mungkin bisa jadi uang bulanan dari sekolah juga akan naik," jelasnya.

Lya juga mengeluhkan dengan kenaikan BBM ini sudah seharusnya pemerintah juga ikut menaikan UMR bagi para pekerja, karena dengan UMR Kota Pekanbaru yang saat ini dirasa sangat sulit untuk bisa bertahan hidup.

"Kasihani masyarakat yang tidak mampu, apa pemerintah ini mau nambah angka kemiskinan?. Pemerintah juga jangan hanya andalkan Bansos karena Bansos tidak akan menaikan daya jual beli masyarakat," tutupnya. ***