JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)  terus mendorong pemuda di kancah Asia Tenggara (ASEAN) dalam upaya memperkuat kerukunan umat beragama. Melalui  ASEAN Youth Interfaith Camp (AYIC) 2021 coba dibangun  karakter keagamaan di masyarakat serta menumbuhkan rasa saling pengertian dan menghormati.

"Tujuan AYIC adalah membangun komitmen melalui perbedaan, termasuk membangun karakter religious di masyarakat serta menumbuhkan rasa saling pengertian dan menghormati. Meskipun berbeda agama, berbeda bangsa, kita terikat oleh persaudaraan sebagai manusia," kata Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Sholeh mewakili Menpora RI dalam sambutannya sebelum membuka AYIC 2021 secara virtual di Hotel Mercure, Jakarta, Selasa (12/10).

"Program ini dimaksudkan untuk menjadi platform yang membangun kapasitas pemuda dan organisasi kepemudaan di ASEAN untuk memperkuat kerukunan antar agama melalui project berbasis komunitas, dan memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan inisiatif terkait kerukunan agama di lingkungan mereka masing-masing," tambahnya pada acara yang bertema 'Championing Youth as Agents of Interfaith Harmony' ini.

Bangsa Indonesia juga akan merayakan Hari Sumpah Pemuda. Esensi persatuan ditunjukkan para pemuda pemudi Indonesia 93 tahun yang lalu. Negara-negara di ASEAN dan di seluruh dunia mengalami tantangan yang sama, Pandemi Covid-19. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan tetapi juga ekonomi, sosial, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Bercermin pada kesuksesan pemuda Indonesia di masa lalu, kita semua harus bersatu menghadapi pandemi meskipun berbeda keyakinan, budaya, dan latar belakang.

"Meskipun kita bertemu dalam keadaan yang tidak biasa, saya sangat berharap semua peserta pemuda dapat memanfaatkan pertemuan ini sepenuhnya untuk bertukar dan berbagi ide untuk meningkatkan kerja sama lebih lanjut," ujar Deputi Asrorun Ni'am.

AYIC 2021 diikuti 5 peserta dari masing-masing Negara ASEAN, dan 15 peserta Indonesia dari organisasi kepemudaan. "Saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta AYIC 2021. Semoga program virtual ini tidak menyurutkan untuk belajar lebih banyak melalui diskusi lintas agama. Saya juga menyambut dan mengapresiasi para pembicara. Ini menunjukkan bahwa latar belakang iman dan pengalaman yang berbeda dapat duduk bersama, menunjukkan ikatan kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan," jelasnya.

"Kepada semua peserta yang hadir, terus sebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya, baik itu di komunitas atau lingkungan sendiri. Jangan pernah berhenti mengembangkan diri terutama saat Anda masih muda. Saya berharap melalui pertemuan ini kita dapat memperkuat kemitraan, kerja sama dan kolaborasi di Komunitas ASEAN," pesan Deputi Asrorun Ni'am didampingi Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda Wisler Manalu.

Sementara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mewakili Wakil Presiden Ma'ruf Amin percaya, negara-negara Asean akan tumbuh kuat dan berkembang jika penduduknya hidup rukun dan damai. "Generasi muda sebagai agen penyalur pesan perdamaian, kerukunan dan toleransi harus terus menyampaikan pesan damai. Saya yakin ASEAN akan berkembang dan kuat," tuturnya.

"Para pemuda ASEAN juga harus sadar pemahaman secara komprehensif terhadap perkembangan teknologi. Oleh karena itu, perlu menegakkannya dalam berbagai aspek sosial, ekonomi dan keagamaan di tengah masyarakat," pesannya. ***