PEKANBARU - Pada bulan Agustus 2020 dari tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Riau, satu kota mengalami inflasi dan dua kota mengami deflasi. Sehingga, Riau tercatat mengalami inflasi sebesar 0,05 persen dengan IHK sebesar 103,67.

"Kota yang mengalami inflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 103,43. Sedangkan kota yang mengalami deflasi yaitu Kota Dumai sebesar -0,05 persen dengan IHK 104,27 dan Kota Tembilahan sebesar -0,01 persen dengan IHK 105,06," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Selasa (1/9/2020).

Ia menjelaskan, bahwa di Kota Pekanbaru terdapat delapan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Agustus 2020 yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,13 persen, kelompok pendidikan dengan andil sebesar 0,03 persen, kelompok kesehatan dengan andil sebesar 0,01 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,004 persen, kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,003 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,002 persen, kelompok transportasi dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil masing-masing sebesar 0,001 persen.

"Satu kelompok memberikan andil deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,10 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya tidak mengalami inflasi/deflasi yaitu, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran," jelasnya.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Pekanbaru antara lain emas perhiasan dengan andil sebesar 0,12 persen, minyak goreng dengan andil sebesar 0,10 persen, cabai merah dengan andil sebesar 0,03 persen, tarif sekolah dasar dan rokok putih dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditas lain yang menyumbang andil inflasi kurang dari 0,02 persen.

Dua dari sebelas kelompok pengeluaran, enam kelompok memberikan sumbangan/andil deflasi untuk Kota Dumai pada Agustus 2020, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar -0,18 persen, kelompok transportasi dengan andil sebesar -0,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan andil masing-masing sebesar -0,003 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar -0,002 persen.

Sedangkan lima kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan dengan andil masing-masing sebesar 0,02 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil sebesar 0,01 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil sebesar 0,003 persen. 

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di Dumai antara lain bawang merah dengan andil sebesar -0,09 persen, daging ayam ras dengan andil sebesar -0,08 persen, telur ayam ras dengan andil sebesar -0,06 persen, ikan serai dengan andil sebesar -0,04 persen, tarif kendaraan travel dengan andil sebesar -0,03 persen, tomat, ayam hidup dan jengkol dengan andil masing-masing sebesar -0,02 persen dan beberapa komoditas lain yang memberi andil deflasi kurang dari -0,02 persen.

Di Kota Tembilahan pada Agustus 2020, andil deflasi disumbang oleh dua kelompok pengeluaran yaitu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar -0,37 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil sebesar -0,005 persen. Empat kelompok pengeluaran memberikan andil inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,34 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya dengan andil sebesar 0,03 persen, kelompok pendidikan dengan andil sebesar 0,01 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,002 persen. Sedangkan lima kelompok lainnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yaitu kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok transportasi dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran. 

Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di Tembilahan adalah bawang merah dengan andil sebesar -0,15 persen, daging ayam ras dengan andil sebesar -0,14 persen, udang basah dengan andil sebesar -0,07 persen, ikan belanak, cabai merah kering, tomat, ikan kembung, jeruk nipis, ikan senangin dan minyak goreng dengan andil masing-masing sebesar -0,02 persen, ikan asin teri, ketimun, gula pasir, telur ayam ras, jengkol, wortel, terong dan kol putih dengan andil masing-masing sebesar -0,01 persen dan beberapa komoditas lain yang memberikan andil deflasi kurang dari -0,01 persen. ***