JAKARTA -- Pasien terpapar virus corona varian delta di Indonesia dominan mengalami gejala demam (80 persen). Sementara, pasien terpapar varian omicron, paling banyak mengalami gejala batuk (63 persen).

''Ternyata, sekarang batuk merupakan entry point-nya. Dulu delta 80 persen demam, ini gejala terbanyak pasien Omicron batuk kering,'' ujar dokter spesialis paru RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan, dalam konferensi pers PDPI Omicron, Senin (24/1/2022), seperti dikutip dari detikhealth.

Dituturkan Herlina Burhan, RSUP Persahabatan hingga kini merawat 17 pasien omicron yang seluruhnya merupakan kasus impor omicron dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Berikut sebaran detail gejalanya: - Batuk kering: 63 persen

- Nyeri tenggorokan: 54 persen

- Pilek: 27 persen

- Sakit kepala: 36 persen

- Nyeri perut: 9 persen

- Demam: 18 persen

Dokter Erlina menyebutkan, pasien omicron banyak mengeluhkan gejala Covid-19 di tenggorokan lantaran Covid-19 varian omicron cenderung lebih banyak bereplikasi di bagian tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu perbedaan dengan infeksi varian delta yang banyak menyerang paru-paru.

''Perhatikan orang-orang yang batuk kering, badan lemah, fatigue atau kelelahan. Batuknya biasanya kering dan sekarang yang juga kita lihat gejala yang sering selain batuk adalah nyeri tenggorokan, gatal tenggorokan,'' sambung dr Erlina.

Erlina mengingatkan, mereka yang masuk kelompok rawan dan memiliki riwayat penyakit penyerta sebaiknya menerima vaksinasi booster. Jika kelompok terpapar omicron, ada baiknya untuk dirawat di RS demi pemantauan yang lebih baik.

''Kalau punya komorbid, lanjut usia, ada gejala omicron seperti nyeri tenggorokan, batuk, lemah, lesu, segera memeriksakan diri. Kalau terkonfirmasi positif, lansia dan komorbid saya kira sebaiknya dirawat,'' pungkas dr Erlina.***