PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau mencatat, sudah 13 nyawa melayang selama 12 hari digelarnya Operasi Ramadniya Siak 2016. Rata-rata, accident dipicu akibat kelalaian pengemudi, mulai dari melawan arus hingga berkendara dengan kecepatan tinggi. Bahkan kebanyakan kejadian terjadi di jalur lintas yang hubungkan Riau dengan provinsi tetangga.

Sampai hari ini, Selasa (12/7/2016), Direktorat Lalu Lintas Polda Riau mencatat ada 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan, terutama berkaitan dengan aktivitas mudik. 17 orang mengalami luka berat serta 25 lainnya luka ringan. Bila dihitung, kerugian akibat peristiwa di jalan raya ini ditaksir mencapai Rp113.200.000, hanya dalam waktu 12 hari ke belakang.

Dari semua itu, ada tiga daerah yang mendominasi, antara lain Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak dan terakhir Kota Pekanbaru. "Untuk rata-rata usia yang terlibat kecelakaan mulai dari umur 21 hingga 25 tahun," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau, Kombes Guritno Wibowo, melalui Kabid Humas, AKBP Guntur Aryo Tejo.

Disebutkan Guntur, faktor pemicu kecelakaan tersebut mayoritas akibat kelalaian. Sebab itu, ia menghimbau agar pemudik memperhatikan berbagai potensi yang bisa memicu kasus serupa, seperti membawa sepeda motor dengan angkutan berlebihan hingga berkendara dengan kecepatan tinggi.

"Bawa muatan dan penumpang berlebihan akan mempersulit akselerasi berkemudi, khususnya roda dua. Istirahat jika lelah dan hindari melaju dengan kecepatan tinggi," jawabnya kepada GoRiau.com. "Ini penting dijalankan, karena sampai hari ini aktivitas arus balik masih berlangsung, meski tidak sedominan sebelumnya," tegasnya.

Sampai Selasa ini, kepolisian sudah menindak 1.406 pelanggar lalu lintas, 741 perkara Tilang (Tindakan Langsung) dan 675 lainnya diberi teguran. "Mayoritas karena tidak menggunakan alat keselataman berupa helm dan sabuk pengaman, tidak bawa surat kendaraan dan melanggar rambu jalan," singkat Guntur.

Mengingat aktivitas arus balik masih berlangsung, maka seluruh posko yang disediakan sejak awal juga masih disiagakan di jalur lintas, untuk memberikan pelayanan maksimal. "Masih kita tempatkan di sana. Sekaligus mengatur arus lalu lintas," tutup AKBP Guntur di ruangannya.***