JAKARTA - Pemerintah menawarkan proyek Trans Sumatera kepada Jepang untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan berupa pinjaman langsung kepada badan usaha. Salah satunya adalah ruas tol Pekanbaru - Dumai.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengemukakan, pihaknya menjajaki kemungkinan kerja sama berupa pembentukan anak usaha bersama antara PT Hutama Karya dengan investor Jepang untuk membangun Trans Sumatera. Selanjutnya, perusahaan patungan tersebut akan mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Jepang.

“Trans Sumatera itu kan tugas Hutama Karya, yang sudah ditugaskan tetapi belum ada pembiayaan potensial seperti Pekanbaru - Dumai bisa dibuatkan anak perusahaan seperti untuk ruas Parapat - Kualatanjung. Syukur-syukur ada direct landing,'' ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Dalam tol Kualatanjung-Tebingtinggi-Parapat, PT Hutama Karya membentuk konsorsium dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan masing-masing kepemilikan sebesar 40%, 30% dan 30%. Perjanjian pengusahaan jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp13,4 triliun itu telah diteken pada Februari lalu.

Menurutnya, fasilitas pinjaman langsung kepada badan usaha merupakan langkah alternatif untuk mendorong pembiayaan Trans Sumatera tanpa harus menambah beban hutang pemerintah.

Dengan model kerja sama berupa perusahaan patungan, ujarnya, pihaknya optimistis akan mendapatkan fasilitas bunga pinjaman yang lebih rendah untuk mempercepat pembangunan Trans Sumatera.

Seperti diketahui, jalan tol Pekanbaru - Dumai merupakan salah satu dari delapan ruas prioritas Trans Sumatera, yang ditargetkan tersambung pada 2019. Ruas tol yang ditugaskan kepada PT Hutama Karya (Persero) ini memiliki nilai investasi sebesar Rp16,2 triliun, dengan biaya pengadaan tanah diestimasi mencapai Rp974 miliar.

Saat ini proses pembebasan lahan tol Pekanbaru - Dumai sepanjang 131 kilometer dilakukan paralel dengan konstruksi, di mana progresnya keseluruhan mencapai 46,14%. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), seksi I Pekanbaru- Minas progres pembebasan lahan mencapai 80,69%.Selanjutnya, seksi II Minas—Kandis Selatan sepanjang 24 kilometer progres lahan yang telah dibebaskan mencapai 38,63%.

Adapun seksi III sepanjang 17 kilometer yang menghubungkan Petapahan hingga Kandis Utara menjadi perkembangan yang paling besar progres pengadaan lahannya, yakni 79,3%. Sementara itu, progres lahan Seksi IV yang menghubungkan Kandis dan Duri Selatan sepanjang 26 kilometer mencapai 12,12%.

Kemudian seksi V Duri Selatan - Duri Utara sepanjang 28 kilometer, lahan yang telah terbebas mencapai 39,76%, dan pengadaan lahan untuk seksi VI Duri Utara-Dumai sepanjang 25 kilometer sebesar 45,68%. ***