JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menilai doa KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen untuk calon pesiden (Capres) nomor urut 01 Prabowo Subianto saat duduk di samping Capres nomor urut 01 Joko Widodo, merupakan hal wajar.

''Sekali lagi sama (seperti isu lain, red), nggak usah dibesar-besarkan. Buat saya wajar saja. Mungkin Beliau mendoakan Pak Prabowo dan juga mendoakan Pak Jokowi. Kan kiai yang besar, ulama yang besar, ulama ini Kiai Maimoen ini tokoh bangsa. Jadi boleh saja mendoakan siapa pun juga,'' ujar Sandiaga di SMA Pangudi Luhur, Jalan Brawijaya IV No. 47, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (2/2/2019).

Sandiaga meminta tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin tak membesar-besarkan polemik nama Prabowo di doa Mbah Moen.

''Tak usah terlalu dibesar-besarkan kubu sebelah, kubu kami ya sudah. Kan yang menguasai lidah kita Allah. Allah yang menggerakkan kita dan beliau juga mendoakan Pak Jokowi, selesai masalahnya,'' imbuh Sandiaga.

Sebelumnya Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyebut doa Mbah Moen untuk Prabowo Subianto sebagai pertanda dari langit. Amien Rais makin yakin dengan kemenangan Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

''Jadi di atas kemauan manusia itu, multak pasti terjadi yaitu dari Allah SWT,'' ujar Amien Rais kepada wartawan usai mengikuti jalan sehat relawan Prabowo-Sandiaga di Lapangan Banteng, Sabtu (2/2).

Amien Rais lantas menyinggung kunjungan petahana ke pesantren, Jumat (1/2) malam. Amien Rais yakin doa Mbah Moen merupakan kuasa dari Tuhan.

''Kemarin ada seorang presiden petahana di sebuah negara antah berantah, datang ke sebuah pesantren antah berantah. Kemudian bapak kiai yang sudah sepuh itu diminta memohon doa, sengaja oleh malaikat dimasukkan ke lisan kiai yang sangat alim tadi, ternyata menyebut nama lain. Ini pertanda dari langit insyaallah,'' tutur Amien.

Untuk Jokowi

Sementara itu, Waketum PPP Arwani Thomafi yang berada di lokasi menjelaskan, jika dilihat secara utuh Mbah Moen mendoakan Presiden Jokowi untuk menjadi presiden keduakalinya.

''Beliau menyebut jelas 'hadza rois (presiden ini) dan mendoakan untuk menjadi presiden kedua kalinya (marrah tsaniyah)'. Jelas di sini, siapa yang dimaksud menjadi presiden kedua kalinya, tentu merujuk Pak Jokowi. Beliau saat ini menjadi presiden di periode pertama. Kecuali doanya 'menjadi capres kedua kali', itu tentu ditujukan ke Pak Prabowo,'' jelasnya.

Mengaku Sudah Tua

KH Maimoen Zubeir (Mbah Moen) mendoakan Prabowo jadi presiden. Lucunya, doa itu dilantunkan Mbah Moen saat duduk di sebelah calon presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara Sarang Berzikir untuk Indonesia Maju di Pondok Pesantren Al Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).

Dikutip dari tribunnews.com, video itu kemudian beredar di media sosial dan viral.Dalam video itu terlihat Mbah Maimoen membacakan doa penutup pada akhir acara. Mbah Maimoen membacakannya dari sebuah kertas kuning. Dalam doa itu, dia menyebut nama Prabowo, calon presiden nomor urut 02.

Sebelumnya, dalam sambutan, Mbah Maimoen telah mengisyaratkan mendukung pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.

Doa yang dibacakan Mbah Maimoen ‎dilantunkan dalam bahasa Arab yang artinya: ''Ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin Prabowo, jadikan, ya Tuhan kami.''Setelah Mbah Maimoen membacakan doa, dia dihampiri Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romi. Dalam video tampak Romi berbisik kepada Mbah Maimoen.

Selanjutnya terlihat Mbah Maimoen meralat ucapan dalam doanya. Dia juga menyampaikan usianya sudah 90 tahun dan dalam doa yang seharusnya disebut adalah Jokowi, bukan Prabowo.

''Jadi kalau saya umur sudah tua. Saya umur 90 tahun. Jadi saya dengan ini, untuk menjadi, siapa yang ada di samping saya, ya Pak Jokowi,'' imbuhnya, disambut tepuk tangan para santri dan tamu undangan.***