PEKANBARU - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau akan menggelar Goes to Campus, Kamis, (14/12/2017) mendatang. Acara yang pertama kalinya digelar di Sumatera ini akan diadakan di Kampus Universitas Islam Riau (UIR) dan diikuti oleh setidaknya 1.217 mahasiswa se-Riau.

Selanjutnya, pada Jumat, (15/12/2017) Apkasindo juga akan gelar Forum Kelapa Sawit Riau, diteruskan dengan Rapat Kerja Wilayah Apkasindo Riau, untuk menyusun program kerja Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Apkasindo Riau berdasarkan skala prioritas.

Ketua Apkasindo Gulat ME Manurung menyatakan kegiatan ini merupakan upaya  untuk menyadarkan masyarakat bahwa mereka selalu berhubungan langsung dengan sawit. Antara lain ketika mengkonsumsi gorengan, mandi dengan sabun atau menggunakan kosmetik berbahan minyak sawit, dan bermacam produk lain yang dimanfaatkan sehari-hari dengan bahan baku minyak sawit.

''Banyak kawula muda tidak menyadari bahwa mereka selalu berhubungan langsung dengan minyak sawit, kelompok-kelompok tertentu justru menonjolkan isu negatif tanpa dasar ilmiah yang jelas. Untuk itu kami sebagai Organisasi Profesi Petani Sawit berinisiatif memperkenalkan sawit kekampus dengan tema 'Sawit, Antara Mitos dan Fakta,'' ujarnya.

Disampaikan oleh Gulat, acara tersebut menghadirkan narasumber yang telah menyumbang kemajuan signifikan Industri Kelapa Sawit di Indonesia. Diantaranya Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Dono Bustami, Bayu Krisnamurthi selaku Peneliti Ekonomi Kelapa Sawit), Kepala Balai Penelitian Marihat, Agus Susanto, dan Donald Siahaan selaku Peneliti Industri Hilir Kelapa Sawit.

''Mereka merupakan para ahli dibidangnya. Sehingga akan mampu untuk menjelaskan antara mitos dan fakta kelapa sawit kepada mahasiswa,'' jelasnya.

Diungkapkannya, ada sepuluh fakta dan mitos seputar kelapa sawit yang takkan sanggup dibantahkan. Antara lain, kelapa sawit membantu mengurangi angka kemiskinan dinegara berkembang terkhusus Indonesia, kepemilikan petani atau warga sangat besar dikelapa sawit, emisi gas kelapa sawit lebih kecil dibanding komoditas lain.

Selain itu, Perkebunan kelapa sawit mampu menyerap karbon lebih tinggi, disebabkan jangka waktu hidupnya lebih tinggi 25-30, ditambah produktivitasnya kebih tinggi dibanding minyak nabati, serta lebih efisien dari segi penggunaan lahan.

Selanjutnya, kelapa sawit bukanlah penyebab berkurangnya hutan hujan tropis, pelaku perkebunan kelapa sawit mengikuti regulasi baik domestik maupun internasional. Minyak sawit juga memilikifungsi strategis sebagai bahan baku makanan, obat, kosmetik, dan sumber energi.

Kemudian, minyak sawit diketahui sebagai energi terbaharui yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, limbah kelapa sawit yang multi manfaat juga dapat didaur ulang.

Namun, seperti disebutkan pula oleh Gulat, kelapa sawit akan berdampak negatif besar jika dikelola oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Hanya ditangan perusahaan dan petani yang bertanggung jawablah kelapa sawit akan menjadi cahaya penerang sebagai indikator kemajuan ekonomi masyarakat hingga tingkat nasional.

''Dengan mendukung Kelapa Sawit, saya rasa kita juga berarti mendukung kemajuan ekonomi Indonesia sehingga bisa dipandang hebat,'' pungkasnya.

Seluruh kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama Tri Partite antara Apkasindo Riau-UIR, dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Dirjend Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Nantinya juga akan dilakukan MoU Apkasindo Riau dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau. ***