PEKANBARU - Perekonomian Riau triwulan III-2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp191,11 triliun dan atas dasar hargakonstan 2010 mencapai Rp126,45 triliun.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau tercatat bahwa ekonomi Riau triwulan III-2019 tumbuh 2,74 persen (y-on-y),melambat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,94 persen.

"Pelambatan ekonomi ini diantaranya karena sektor migas (pertambangan dan penggalian) dan perekonomian yang terganggu karena kabut asap. Sehingga ekonomi Riau triwulan III 2018 hanya tumbuh 2,74 persen. Namun jika dihitung tanpa migas, ekonomi Riau Triwulan III-2019 tumbuh 5,22 persen," kata Kepala BPS Riau, Misparuddin di Pekanbaru, Selasa (5/11/2019).

Darisisi produksi, jelas Misparuddin, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian; transportasinya dan pergudangan; penyediaanakomodasi dan makan minum; dan jasa keuangan dan asuransi.

"Dan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh 18,35 persen," kata Misparuddin.

Kemudian, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen konsumsi lembaga non-profit yang melayanirumah tangga yang tumbuh sebesar 9,58 persen.

Lalu, apa bila dibandingkan dengan triwulan II-2019 (q-to-q), ekonomi Riau triwulan III-2019 tumbuh sebesar 4,16 persen.

Dari sisi produksi,peningkatan ini terutama terjadi pada lapangan usahapertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,29 persen.

Sementara itu dari sisi pengeluaran, peningkatan terutama terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 23,74 persen.

"Secara spasial, pada triwulan III-2019 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,63 persen terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa," tutupnya. ***