SELATPANJANG - Telantarnya 123 tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang membuat geram Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi.

Dia pun mengisyaratkan akan menyetop rute kapal feri ke Selatpanjang jika tidak mampu membuat koneksi keberangkatan dengan kapal tujuan daerah lainnya.

"Kedepan kita minta jika tidak ada kapal yang konek lanjut ke Dumai dan Pekanbaru, agar para TKI ini tidak usah dibawa dulu supaya mereka tidak telantar. Kali ini, karena rasa kemanusiaan, kita telah mengurus mereka," ujar Bupati Irwan Nasir saat menjenguk para TKI tersebut yang diinapkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jumat (27/3/2020) malam.

Bupati Irwan juga terlihat merasa iba dengan kondisi para TKI tersebut. Saat menjenguk mereka, dia sempat menanyakan apakah semuanya sudah makan malam. "Saya minta bapak bersabar dengan keadaan ini," ujar Irwan saat berbicara dengan seorang TKI asal Bengkalis yang usianya sudah agak lanjut.

Untuk diketahui, para TKI ini tiba menumpang kapal feri MV Dumai Line yang melayari rute Batam-Tanjung Balai Karimun-Selatpanjang, Jumat sore sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelumnya para TKI tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun setelah diangkut dengan kapal feri dari Pelabuhan Kukup Johor Malaysia. Diantara mereka ada anak-anak, wanita, dan orangtua usia lanjut.

Seharusnya para TKI ini melanjutkan perjalanan ke Bengkalis, Pekanbaru, Dumai, Sumbar dan Sumatera Utara. Namun setibanya di Selatpanjang, kapal yang melayari rute Bengkalis-Dumai dan Pekanbaru sudah tidak ada lagi. Mereka pun sempat telantar di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang, dan terlihat berniat menginap di terminal Pelabuhan.

Di tengah situasi darurat menghadapi Covid-19 kedatangan TKI tersebut menjadi perhatian serius Pemkab Kepulauan Meranti. Saat baru tiba, mereka sempat disemprot disinfektan, dicek suhu tubuh melalui thermal scanner dan diberi pengarahan agar melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.

Namun hingga menjelang malam mereka tidak bergerak dari terminal Pelabuhan, hingga pada akhirnya oleh Tim Penanggulangan Covid-19 daerah, para TKI ini diinapkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Jalan Dorak. Upaya ini agar mereka tidak keluyuran ke tempat-tempat lain di Selatpanjang mengingat status mereka Orang Dengan Risiko (ODR) Covid-19 karena baru pulang dari daerah terpapar. Sebelum Pemkab sempat berupaya mencarter kapal kayu untuk mengantarkan TKI ini ke Bengkalis dan Dumai, namun pihak KSOP Selatpanjang tidak memberikan ijin berlayar karena hari telah gelap.

Bupati Irwan mengatakan, sesuai ketentuan pemerintah pusat, untuk penampungan pemulangan TKI dari Malaysia ini dipusatkan di Dumai. Namun karena tidak ada lagi layanan feri Melaka-Dumai, para TKI dari Malaysia terpaksa pulang melalui Tanjung Balai Karimun.

"Hari berikutnya kita minta KSOP mengatur jadwal kapal ini. Jika tidak ada kapal yang konek ke Dumai dan Pekanbaru, sebaiknya mereka tidak dibawa dulu," tegas Bupati Irwan.

Malam itu, Bupati juga sempat menelpon langsung Gubernur Riau Syamsuar untuk melaporkan masalah TKI tersebut. Irwan juga berharap Gubernur bisa menyampaikan ke KSOP pusat agar jadwal kapal mengangkut TKI diatur dengan baik hingga tidak ada yang telantar.

"Besok pagi kita harapkan para TKI ini diangkut semua dengan kapal khusus ke Dumai. Jangan menggunakan kapal reguler agar tidak berbaur dengan penumpang domestik," tegas dia.

Bupati Irwan juga sempat mengunjungi Polsek Tebingtinggi untuk meninjau beberapa ruangan bekas Polres Kepulauan Meranti. "Ruangan ini masih bagus. Mungkin bisa nanti kita perbaiki dan digunakan untuk situasi darurat seperti saat ini," ungkapnya. (rls)