PEKANBARU - Penjabat (Pj) Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UIN Suska Riau, Asnaldi angkat bicara terkait adanya ancaman Drop Out (DO) yang akan diterima lima orang mahasiswa dan 'teror' oleh pihak dekanat.

Asnaldi bahkan dituding sebagai Pj Ketua bersikap pasif  dan berbeda dengan ketua sebelumnya, yakni Wakil Ketua DPRD Kampar, Repol.

Dikatakan Asnaldi, hal ini merupakan kebijakan internal kampus dibawah kepemimpinan Rektor Akhmad Mujahidin dan dia mengajak para alumni-alumni yang menginisiasi aksi pada Rabu (23/9/2020) mendatang untuk bertabayyun pada rektor.

"Yang harus tabayyun itu alumni yang berasumsi ada masalah di kampus, bukan rektor yang bertabayyun," kata Asnaldi kepada GoRiau.com, Selasa (22/9/2020).

Yang merasa punya data-data permasalahan di kampus, lanjut Asnaldi, sebaiknya meminta penjelasan kepada rektor. Jika masalah itu ada indikasi pelanggaran hukum, silahkan para alumni melapor ke penegak hukum.

"Kok alumni grasa-grusu minta (rektor) turun. Jangan asal ribut di media ada masalah di UIN tapi tak punya data. Hanya katanya-katanya," tutup Mantan Presma UIN Suska ini.

Sebelumnya, diketahui, para mahasiswa, alumni, dosen serta staff se-UIN Suska akan melakukan demo besar-besaran dengan tuntutan rektor UIN Suska Riau, Akhmad Mujahidin turun dari jabatannya.

Selain itu, massa juga meminta pengusutan tuntas kasus korupsi yang diduga dilakukan oleh rektor, dan massa juga mendesak rektor mengembalikan hak demokrasi mahasiswa dalam beraktivitas di kampus.

Demo tersebut rencananya akan digelar mulai pukul 09.00 WIB dengan titik kumpul didepan Kampus UIN Suska. Rute aksinya, yakni Kampus UIN Suska, Kejaksaan Negeri Pekanbaru, dan Polda Riau.***