PEKANBARU - Tinjau kegiatan restorasi gambut, yang dibina oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong menyebutkan sekat kanal yang dibuat BRGM mampu tekan Kebakaran Hutan dan lahan (Karhutla).

Demikian disampaikan oleh Alue Dahong, saat melakukan peninjauan di wilayah Kelurahan Mundam, Kota Dumai, Kamis (19/5/2022).

Tinjauan Wamen KLHK RI itu dimulai dari pengecekan lokasi yang dahulu langganan Karhutla, dan setelah dibangun Sekat Kanal oleh BRGM tahun 2019 lalu, lokasi itu tidak lagi terjadi Karhutla.

Lalu perjalanan dilanjutkan ke Lokasi Revegetasi 20 Ha BRGM Tahun 2018. Dan peninjauan ke Lokasi Revitalisasi Ekonomi Budidaya Udang Pokmas Mundam Jaya Makmur.

Setelah meninjau dan mendengar langsung penyampaian Forkompinda Dumai, hingga masyarakat, Wamen KLHK RI mengaku cukup puas. Sebab banyak manfaat dan perubahan yang sudah terjadi sejak BRGM mendirikan sekat kanal di lokasi rawan Karhutla di Dumai.

Menurut Wamen KLHK, beberapa tahun lalu Kota Dumai ini identik dengan Karhutla, dan identik dengan kabut asap.

“Kita selalu disebut ekspor asap ke negara tetangga. Namun, sejak penanganan Karhutla dilakukan secara luar biasa, oleh pemerintah, TNI, Polri, dan pihak terkait, ditambah kegiatan Restorasi Gambut oleh BRGM, tren Karhutla di Dumai menurun secara drastis,” ungkap Alue Dahon.

Salah satu yang paling berdampak adalah pemasangan sekat kanal, yang membuat gambut di wilayah Dumai selalu basah, dan mengurangi kemungkinan terjadinya Karhutla.

“Untuk daerah yang sudah dibangun sekat kanal itu relatif aman. Maka dari itu pembangunan sekat kanal di daerah yang rawan agar terus dilakukan,” jelas Alue Dahon.

Alue Dahon menjelaskan, sejak 2021, upaya restorasi gambut di Riau dilanjutkan dengan pembangunan 130 unit sekat kanal serta penimbunan lima kanal untuk menjaga gambut agar tetap basah. Selain itu juga dilakukan revegetasi seluas 90 hektar dan pemberian bantuan paket revitalisasi ekonomi sebanyak 61 paket pada lima kabupaten/kota di Riau.

Menurutnya, gambut merupakan harta karun Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan gambut terluas di dunia, yaitu sebanyak 15 juta hektar.

Gambut asli yang berupa vegetasi juga mengandung 90 persen air dan kaya akan karbon di dalamnya. Namun bila lahan gambut terus dibuka dan dikecilkan vegetasinya, maka akan berakibat kandungan air di dalamnya terus menurun. Hal itu yang menyebabkan kekeringan dan menjadikannya bahan yang mudah terbakar.

"Kebakaran gambut ini sangat sulit penanganannya karena dia baru bisa padam setelah mendekati permukaan air. Yang berbahaya itu underground fire, dia akan berhenti ketika menjumpai muka air. Ini lah yang menjadi sumber asap, yang menyerang mata dan sistem pernapasan," ucapnya.

Oleh karena itu pencegahan menjadi jalan utama untuk penanganan Karhutla di Riau. Alue mengingatkankan untuk waspada bila sudah seminggu atau dua minggu hujan tak turun. Bila ditemukan titik api, diperlukan pula pemadaman segera oleh satgas Karhutla.

Selain itu diperlukan himbaun kepada semua pihak khususnya di musim kemarau, untuk tidak sembarangan dengan api. Salah satunya membuang puntung rokok sembarangan.

"Tindakan lainnya yaitu dengan menjaga infrastruktur gambut yang ada, sumur bor dicek lagi dan sekat kanal harus terus dilakukan untuk menjaga muka air setinggi mungkin pada musim kemarau. Dengan begitu gambut akan tetap basah dan lembab sehingga potensi kebakaran bisa dicegah," terang Alue.

Lebih lanjut kata Alue, isu lingkungan paling utama yaitu bagaimana memulihkan lingkungan hidup lewat kegiatan pemulihan gambut dan mangrove dalam rangka pengendalian iklim.

Tematik isunya yaitu bagaimana Indonesia menjadi contoh kegiatan penanganan iklim lewat pencegahan regradasi gambut karena kebarakan.

"Caranya dengan memperbanyak sekat kanal. Sebab yang sering terjadi kebakaran itu lahan gambut yang tak ada sekat kanalnya. Pada saat kemarau masalah utama adalah tak ada air untuk pemadaman di hutan, sumber air tak ada. Dengan ada sekat kanal, maka air bisa didapatkan dipakai sebagai sumber air untuk pemadaman," pungkasnya. ***