PANGKALAN KERINCI - Santri Pondok Tahfidz Nurul Qur’an Pangkalan Kerinci, Septiwiningsih (19) mewakili Riau di Seleksi Tilawatil Qur’an atau (STQ) Nasional XXVI di Provinsi Maluku Utara. Pimpinan Pondok Tahfidz Nurul Qur’an, Ustadz Rois Candra mengaku bangga anak didiknya bisa mencapai prestasi di tingkat nasional.

Sebelum melaju ke tingkat nasional, menurut Rois, Septiwingsih dilatih intensif selama tiga bulan. Dalam kurun waktu tersebut, ia melakukan latihan untuk memperlancar hafalan dan memperbaiki bacaan dengan baik dan benar serta memperkuat mental untuk tampil di depan umum.

“Septi sendiri sudah 1,5 tahun menjadi santri di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an. Selain bacaan, kami juga melatih mentalnya agar tidak gugup tampil di depan umum dengan mencoba tampil di depan teman-temannya,” ujar Imam Masjid At-Taqwa PT RAPP ini.

Gubernur Riau, Syamsuar dalam sambutannya saat pelepasan peserta STQ Nasional XXVI mengatakan perwakilan Riau adalah putra-putri terbaik Riau. Ia mengharapkan perwakilan Riau dapat mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.

"Dengan semangat bersama, semoga kita bisa menghasilkan yang terbaik untuk Riau," ujarnya.

Syamsuar berharap, para kafilah Riau, beserta pembimbing dan pendamping bisa sehat selalu. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan mengikuti anjuran pemerintah.

Ketua Yayasan Pondok Tahfidz Nurul Qur’an, Abdul Rahmad Nasution mengatakan prestasi ini merupakan suatu kebanggaan bagi keluarga besar pondok Tahfidz Nurul Qur’an karena bisa mengharumkan nama Provinsi Riau dan Kabupaten Pelalawan khususnya. Selain itu, prestasi Septiwiningsih juga menjadi motivasi bagi santri lainnya untuk berprestasi.

“Kami berharap ke depan dapat bersinergi dengan Pemda dan juga mendapatkan dukungan dari masyarakat agar pondok Tahfidz ini menjadi lebih baik. Selain itu kami juga berharap para santri bisa bermanfaat di masyarakat setelah lulus dari pondok ini,” ujar Abdul yang juga merupakan karyawan PT RAPP.

Pondok Tahfidz Nurul Qur’an merupakan pendidikan hafidz bagi anak didik yang berniat menghafal Al Qur’an.

Menurut Rois, pembinaan dilakukan mengedepankan kualitas daripada kuantitas. Saat ini, kuota yang tersedia 25 orang untuk putra dan 15 untuk putri. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat maksimal dan fokus membina calon-calon penghafal Al Qur’an.

“Kami membuka peluang sebesar-besarnya bagi anak-anak yatim, anak yang tidak mampu, yang putus sekolah dan lainnya untuk dididik di Pondok Tahfidz Nurul Qur’an. Semuanya digratiskan. Saat ini sudah ada sekitar 35 orang santri, yang sudah hapal 30 juz ada 5 orang, 2 orang putra dan 3 orang putri,” terangnya. (rls)