PEKANBARU - Plt Sekretaris Daerah Kepulauan Meranti Bambang Supriyanto SE MM, mengikuti Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau Tahun 2020, kegiatan dalam rangka meningkatkan sinergitas terkait penanganan Karhutla di Provinsi Riau ini dipusatkan di Balai Pauh Jangi, Komplek Gubernuran, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Rabu (12/2/2020).

Hadir dalam Rapat Koordinasi itu Gubernur Riau H. Syamsuar, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jendral Pol. Idham Azis, Wakil Gubernur Riau Brigjend TNI Edy Natar, Sekretaris Utama (Sestama) BNPB Harmensyah, Ketua DPRD Riau H. Indra Gunawan Eet, Dandrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Mohammad Fadjar, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Anggota Forum Rektor, Kajati Riau Dr. Mia Amiati, Danlanud Roesman Nurjadin Pekanbaru Marsma TNI Roni Irianto, Bupati/Walikota se-Provinsi Riau, Tokoh Masyarakat, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Yan Prana Jaya, Kepala BPBD Provinsi Riau H. Edwar Sanger, Kepala BPBD se-Kabupaten Kota, Perwakilan Perusahaan dan pihak terkait lainnya.

Turut hadir bersama Sekretaris Daerah Meranti, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufik Lukman Nurhidayat SIK MH.

Dalam arahannya dihadapan Kepala Daerah se-Provinsi Riau, Kapolri Jendral Polisi Idham Azis, menegaskan penanganan Karhutla tidak mungkin hanya dilakukan oleh TNI dan Polri tapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan sinergitas yang baik dan hati yang ikhlas.

"Mari kita bergandeng tangan untuk bersama-sama mengatasi Karhutla, karena untuk penanganan Karhutla tidak mungkin hanya dilakukan oleh TNI/Polri," ajak Kapolri.

Sementara itu, Panglima ABRI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam pengarahannya menjelaskan, sesuai dengan sesuai informasi dari BMKG musim kemarau tahun 2020 ini cukup panjang, tepatnya pada bulan Maret atau bahkan lebih cepat. Dan kemarau itu diprediksi akan terjadi pada bulan Oktober yang akan datang.

"Didasari kondisi itu sehingga potensi Karhutla yang disebabkan karena alam dan faktor manusia sangat tinggi," ujar Panglima. 

Lebih jauh disampaikan Panglima Hadi, jika melihat potensi Karhutla di Riau dari laporan yang diterimanya sebanyak 90 persen merupakan akibat ulah manusia dengan 80 persennya akibat pembakaran lahan. Untuk mengantisipasinya Panglima mengintruksikan penegakan dari Kepolisian dan TNI harus benar-benar tegas.

"Karena yang membakar adalah manusia dengan memanfaatkan media tikus yang dibakar dan obat nyamuk yang disulut bensin," ucapnya.

Panglima ABRI menegaskan jika Karhutla tidak segera diantisipasi maka potensi terjadinya Karhutla di Riau sangat kuat.

Dan dengan penetapan Status Siaga Darurat Karhutla oleh Pemprov Riau, diakui Panglima ABRI dirinya sangat mengapresiasi kebijakan itu dalam upaya penanggulangan Karhutla.

"Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemprov Riau, saat ini kita sudah punya Posko terpadu, dan sudah menyebarkan petugas untuk memonitor kondisi Karhutla.

Selain itu dalam upaya mengotimalkan antisipasi dan penanggulangan Karhutla perlu dilakukan normalisasi kanal-kanal, dan mengisi embung yang sudah kering dengan melakukan hujan buatan.

"Dengan adanya jaringan di setiap Kabupaten Kota maka jika terjadi Karhutla dapat segera ditanggulangi," imbuhnya.

Senada dengan Kapolri, Panglima juga mengatakan untuk penanganan Karhutla bukan hanya kewajiban dari TNI/Polri tapi harus dilakukan secara bersama-sama termasuk dukungan dari masyarakat.

Dan bagi petugas yang melakukan pemantauan baik darat maupun udara, jika menemukan titik api sekecil apapun harus dilaporkan ke Posko untuk dilakukan tindakan pemadaman. 

Sementara untuk wilayah prioritas pengawasan Karhutla menurut Panglima adalah wilayah Gambut, termasuk pada oknum-oknum yang akan melakukan pembakaran lahan.

"Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan akibat ulah manusia," tegas Panglima.

Akhir kata Panglima mengatakan dengan kesungguhan dan upaya yang kuat dalam mengatasi Karhutla, ia yakin Karhutla dapat ditekan hingga 0 persen

"Setidaknya jangan sampai masyarakat Riau terganggu akibat asap, mari bersinergi mengatasi Karhutla dengan 2 penguatan pertama penegakan hukum dan mencegah terjadinya Karhutla demi penyelamatan bumi untuk masa depan generasi selanjutnya," pungkas Hadi Tjahjanto. 

Menyikapi petunjuk Kapolri dan Panglima ABRI tersebut dikatakan Sekda Meranti Bambang Supriyanto, siap melaksanakannya dengan peningkatan sinergitas antar semua pihak terkait termasuk juga melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan yang berpotensi besar memicu Karlahut.

"Ya yang pasti kita siap mengikuti semua arahan Panglima dan Kapolri tadi," pungkasnya. (rls)