JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Arief Budiman, memastikan bahwa tidak ada ancaman serius terhadap pihaknya sebagai penyelenggara Pemilu.

Arief menegaskan hal tersebut seusai memimpin rapat koordinasi dengan partai-partai politik peserta Pemilu dan pihak terkait lainnya di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (06/03/2019) malam kemarin.

"Nggak, nggak ada. Aman," kata Arief saat ditanya perihal potensi ancaman kepemiluan selain ancaman hoax yang selama ini disebut-sebut banyak pihak.

Beberapa saat sebelumnya, Komisioner KPU, Viryan Aziz, juga menyampaikan hal senada. Ia mengungkapkan, sejauh ini-jelang pencoblosan Pemilu serentak 2019 pada 17 April mendatang, hoax masih menjadi ancaman kepemiluan.

Bahkan, dugaan-dugaan adanya potensi kecurangan dalam helatan Pemilu 2019 terkait dengan cyber security pun, Ia pastikan bukan menjadi ancaman serius.

Termasuk, soal dugaan adanya jutaan data invalid berikut surat suara ilegal pun dibantah Viryan dan kembali dikaitkan dengan hoax.

"Jangan dikaitkan dengan hoax kontainer kertas suara itu," kata Viryan memastikan bahwa data KPU valid dan terbuka untuk diakses publik kapanpun.

Sebelumnya, Pengamat Politik EII, Iskandarsyah menyebut adanya upaya menggagalkan Pemilu 2019 dari kelompok-kelompok anti Demokrasi dan anti Pancasila.

Agenda propagandis yang dinilai kontra Pemilu itu disebut telah mencapai level keberhasilan 60 persen. Diduga, gerakan Golput menjadi genda selanjutnya.

"Kalau angka Golputnya tinggi, 80 persen rencana mereka berhasil," kata Iskandarsyah pada 25 Februari lalu.

Adapun soal data invalid dan kertas suara Ilegal, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, sempat menyinggung hal ini. Setidaknya, ada 15 juta data invalid dalam daftar pemilih.

"Modus kecurangannya itu adalah pencoblosan invalid di TPS. Itu modusnya. Jadi sekarang ini ada 15 juta data yang tidak bisa diverifikasi oleh KPU," kata Fahri di Senayan, Jakarta, Selasa (05/03/2019).

"15 juta invalid itu sekitar 8-9 persen (suara nasional, red). 8-9 persen adalah kartus suara ilegal yang bisa dicoblos dimanapun," terang Fahri.***