PEKANBARU, GORIAU.COM - Direktur Utama (Dirut) RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, Anwar Beth mengakui pemerintah daerah sulit menyediakan obat-obat paten lantaran tidak adanya bantuan dari Pemerintah Pusat.

Karena sejauh ini, pengadaan obat-obatan untuk RSUD masih dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah daerah. Pantas jika belum banyak bahkan sangat minim rumah sakit, terutama di bawah naungan pemerintah daerah yang menyediakan obat paten.

"Pemerintah Pusat sejauh ini tidak peduli dengan kebutuhan obat di daerah. Jadi semua masih dibebankan kepada daerah," kata Anwar Beth.

Lantas bagaimana dengan pertanggungjawaban nantinya karena Riau memaksakan diri untuk menggunakan obat paten? Dikatakan Anwar, melihat kondisi ini, tidak ada masalahnya.

Karena pengadaan obat paten sesuai dengan kemampuan daerah itu sendiri. "Semua tergantung kemampuan daerah, jika kita mampu itu kan bagus," sambung Anwar.

Gubernur Riau (Gubri), H Annas Maamun selalu mengingatkan agar seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baik provinsi maupun kabupaten/kota di Riau harus menyediakan obat-obat paten serta pelayanan yang maksimal untuk para pasien.

Menurutnya, obat paten biar sedikit mahal asalkan sangat berdampak kepada penyembuhan penyakit para pasien. Sejak dilantik, Gubri Annas Maamun memfokuskan evaluasi terhadap kinerja RSUD Arifin Achmad, mulai dari pelayanan hingga obat-obatan.

Karena selama ini dirinya sudah sangat sering mendapat laporan, keluhan dan pengaduan dari masyarakat terkait pelayanan dan ketersediaan fasilitas untuk berobat. Begitu juga dalam masalah ketersediaan obat-obatan.

Bahkan masyarakat pernah harus membeli dan mencari obat ke luar karena ketersediaan obat di RSUD Arifin Achmad tidak mencukupi. Sesuatu hal yang memalukan untuk RSUD setingkat provinsi.

Untuk merealisasikan instruksi dan keinginan Gubri Annas Maamun tersebut, pihak RSUD Arifin Achmad mengusulkan Rp70 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Riau 2014 untuk pengadaan obat paten.

"Apa yang menjadi keinginan Pak Gubernur juga menjadi keinginan kita bersama. Rumah sakit kita bisa menyediakan obat-obat paten. Mudah-mudahan usulan Rp70 miliar itu bisa disetujui," kata Anwar Beth.***