PEKANBARU, GORIAU.COM- Tim gabungan yang terdiri dari Polisi Resort Kota Pekanbaru, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekanbaru dan Detasemen Polisi Militer (Denpom) kembali melakukan razia, Minggu (13/7/2014) dinihari. Kali ini, tim bergerak menyisiri tempat hiburan malam yang dianggap mengganggu kesucian bulan Ramadan.



Operasi yang juga dikawal Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Riau dimulai dari Diva Karaoke yang terletak di jalan Sudirman Pekanbaru. Disini, tim gabungan tidak menemukan pelanggan yang karaoke. Meskipun, tempat ini dibuka di malam Ramadan. Tim gabungan hanya menemukan beberapa orang sedang menikmati hidangan makan di restoran.

Tim gabungan yang dipimpin Plt Kasatpol PP Kota Pekanbaru, Azharisman Rozie melanjutkan operasi ke arah perbatasan Kota Pekanbaru dan Kampar. Tidak jauh dari gerbang Kampus UIN Suska Riau, tim gabungan menemui warung remang-remang yang tetap buka.

Dari sini, tim gabungan berhasil menyita satu ember besar minuman keras jenis Tuak. Rozie juga memberi tenggat waktu kepada pemilik warung untuk membongkar bangunan tersebut dalam dua hari ke depan. "Jika tidak, maka kami yang akan membongkar," tegas Rozie.

"Tanah ini sudah dibebaskan sejak zaman Pak Herman dan beliau sudah berkali-kali diberi peringatan, tapi sepertinya tak digubris," lanjut Rozie.

Usai menggeledah warung remang-remang di Panam, Tim gabungan bergerak ke StarCity yang terletak di Jalan Sudirman. Kedatangan dua pleton Satpol PP dan satu pleton Polresta Pekanbaru cukup mengagetkan para pengunjung dan manajemen.

Menjelang tim gabungan sampai di lantai 4, para pengunjung tidak lagi menikmati hiburan malam. Mereka semuanya berada di bagian luar arena Billiar. Pihak StarCity berdalih para pengunjung hanya menikmati makan di caffe. Sementara, ruangan karaoke dan spa ditutup selama Ramadan.

Meski demikian, tim gabungan menduga Star City sengaja menyembunyikan para pengunjung. Pasalnya, parkir Star City dipenuhi kendraan.

Usai menggeledah Star City, operasi berlanjut ke Jalan Kuantan, tepatnya di Pujasera Dinasty. Dalam razia yang berlangsung sekitar pukul 01.30 Wib ini, tim gabungan hanya mendapati beberapa orang yang menikmati hidangan malam. Para pengunjung ditemani gadis-gadis pramusaji.

Tim gabungan menduga operasi ini sudah bocor. Sehingga, tidak banyak pengunjung yang dijumpai. Bahkan, pihak pengelola mengaku tidak menjual minuman keras yang beralkohol tinggi. "Kami bukanya jam 18.00 Wib, Pak. Orang rame buka puasa disini," ujar Leni, pengawas lapangan.

Tidak hanya itu, tim gabungan beranggapan operasi ini sudah disabotase. Hal itu terbukti dengan dijumpainya dua orang oknum polisi di lokasi dan salah satunya berpangkat Provos.

"Kami mendapat kabar, katanya pujasera mau diserang. Makanya kami kesini dan menjaga hal itu tidak terjadi," dalih oknum tersebut.

Akhirnya, Rozie meminta pengelola Pujasera Dinasty hanya dikenakan wajib lapor dengan membawa izin dan KTP para karyawan.

Dikatan Rozie, razia tempat hiburan malam sesuai dengan Perwako yang tidak memperbolehkan tempat hiburan malam dibuka selama Ramadan. "Ini upaya kami untuk menegakkan Perwako demi menghormati umat muslim yang sedang menjalankan ibadah," katanya.

"Ini operasi kedua yang kami laksanakan, setelah malam sebelumnya," lanjut Rozie. Dalam operasi sebelumnya, tim gabungan menyisiri jalan Riau. Beberapa tempat seperti Happy Puppy, C7, SCH, Inul Vista tak luput dari razia.

Pada Sabtu (12/7/2014) dinihari itu, tim gabungan mengamankan delapan pemuda tanpa identitas. Mereka diamankan di lokasi hiburan malam tersebut.(san)