PEKANBARU - Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar menyesalkan terjadinya pengusiran terhadap empat pelajar Madrasah Aliyah Al-Muttaqin di Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau oleh seorang oknum guru.

"Sebenarnya hal itu tidak boleh terjadi," kata Syamsuar kepada GoRiau.com, Selasa (3/12/2019), menyikapi kejadian yang memalukan dunia pendidikan di Riau.

Sekarang, dikatakan Syamsuar, seharusnya bagaimana memberikan kemudahan terhadap anak-anak, agar bisa menjalani pendidikan di sekolah. Bukan diperlakukan seperti itu.

"Tidak ada alasan, kepala sekolah melakukan hal seperti itu. Nanti kita cek, kenapa sekolah tersebut melakukan hal itu," ungkap Syamsuar.

Untuk diketahui, kejadian disuruh pulangbya pelajar di Siak karena belum bayar SPP dan seragam sekolah ini, terjadi Hari Sabtu (30/11/2019), lalu.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Khairudin saat dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa wali kelas meminta kepada siswanya untuk pulang. Hal itu dilakukan sebagai gertak sambal, agar mereka bisa bertanggung jawab dengan kewajibannya sesuai aturan yang ada.

“Itu dilakukan sebagai gerta-gertak sambal supaya mereka melunasi. Lantaran sekolah swasta itu hidupnya dari uang komite. Sementara kadang anak-anak ini dikasih orang tua tuk bayar SPP tak sampai kesekolah. Namun kalau ujian mereka tetap ikut, meski nanti akhirnya pakai surat perjanjian akan sanggup melunasi,” jelasnya.

Bahkan Kepala Sekolah mengaku cara yang dilakukan oknum guru yang bersangkutan merupakan hal yang biasa dan sering dilakukan pada anak-anak lainnya untuk kasus yang sama.

"Dan sejauh ini tidak pernah ada yang mempermasalahkannya. Tapi kalau itu salah, akan kami perbaiki ke depan,” terangnya.

Terlepas dari itu, sambung Kharudin, dirinya akan melakukan mediasi dengan para orang tua pagi ini di sekolah, untuk mencarikan solusi yang terbaik. Sebab pihak sekolah juga belum pernah mengeluarkan siswa untuk tidak ikut ujian karena masalah pembayaran yang tertunda. ***