JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo berharap sepeda motor bisa melintas di jalan tol. Pengemudi ojek online (Ojol) pertanyakan imbasnya pada pendapatan mereka.

"Enak kali ya bisa lebih cepet. Tapi, yang bayar tolnya siapa? Kalo cs (pelanggan-red) sih gak apa-apa. Atau Ketua DPR yang bayarin?" ujar Muhammad, salah satu driver aplikator saat dimintai tanggapan oleh GoNews.co, Sabtu (02/02/2019) dini hari.

Menurutnya, tarif ojek online (ojol) sudah sangat memberatkan driver. Kenaikan tarif yang konon akan dimulai sebelum pemilu 17 April 2019 pun, belum bisa dipastikan sesuai harapan driver ojol.

"Kan ongkos kita Rp8.000 nih, sekitar 5-6 km, kalaupun jadi ada kenaikan mungkin jadi Rp 10.000an gitu. Trus kalo ke Slipi misalnya bayar tol semurah-murahnya Rp 7.000, lha kita cuman dapet Rp3.000," kata Muhammad yang mengaku biasa mencari pelanggan di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan.

"Ya kali, dapetan ngojek Rp3000. Kalah harga gorengan di Blora (Menteng, Jakpus-Red)" ujarnya tersenyum.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Soesatyo berharap, pemerintah bisa membuat jalur khusus motor selebar 2,5 meter dengan pembatas atau separator di jalan-jalan bebas hambatan atau tol demi keadilan terhadap para pengguna sepeda motor.

Banyak pihak yang setuju pada wacana motor masuk tol ini, namun tidak sedikit juga yang menolak.

Di antara yang menolak adalah Komunitas Driver Online yang diketuai Aris Klowor dan Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno.

"Lebih bijak anggota DPR mengusulkan Program Transportasi Umum sebagai Program Strategis Nasional (PSN)," kata Djoko.

Sementara yang setuju, ada politisi PDIP Masinton Pasaribu dan lain-lain.***