JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Zainudin Amali menghadiri NOC Editor In Chief Media Gathering, yang diadakan di Caspar Restaurant Sudirman, Jl Jenderal Sudirman, Bendungan Hilir, Jakarta, Jum'at (2/9/2022) malam.

Menurut Menpora Amali, keberadaan dan peran media sangat dibutuhkan. Karena tanpa pemberitaan media, apapun yang dikerjakan menjadi sia-sia dan tidak terpublikasikan dengan baik sehingga dampak terhadap pemahaman masyarakat menjadi berkurang.

"Saya sependapat dengan President NOC Indonesia bahwa peran media begitu penting, karena apapun yang kita kerjakan tanpa pemberitaan tidak akan berarti apa-apa, masyarakat tidak tahu dan akhirnya tidak ada dukungan," kata Menpora Amali dalam sambutannya.

Kenapa prestasi olahraga Indonesia hari ini masih seperti ini, itu karena kesadaran kolektif terhadap pentingnya olahraga belum sama. Padahal bila bicara tentang pembangunan SDM mestinya olahraga menjadi salah satu penentu sumber daya manusia yang bugar, sehat, dan produktif.

Belum lagi bila menilik Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di luar negeri itu karena dia hal, kedatangan Presiden Republik Indonesia dan bila atlet memperoleh medali emas, semestinya olahraga menjadi perhatian serius karena menjadi pendongkrak marwah bangsa.

"Saya sering katakan dimana-mana, olahraga itu sekarang masih menjadi makanan tambahan, menu pembuka atau penutup, belum menu utama (main course), pantas jika prestasi masih seperti ini, karena kita semua belum sadar begitu pentingnya olahraga bagi bangsa dan negara," tegasnya.

Menpora Amali juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari yang dalam kilas balik diskusi prestasi olahraga menyampaikan perlunya target di Olimpiade. Itu yang akhirnya menjadi acuan utama di Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) bahwa target utama adalah Olimpiade, sementara untuk SEA Games dan Asian Games hanyalah sasaran antara.

"Terima kasih Pak Okto yang menyampaikan kepada saya bahwa target prestasi harus Olimpiade. Barangkali karena beliau mengurus NOC, maka konsentrasi pada Olimpiade," selorohnya.

"Tetapi memang mimpi besar Indonesia harus sama-sama diwujudkan, mari wujudkan kebugaran masyarakat sebagai hulu dan dari situ akan ada talenta dan prestasi sebagai hilir. Kita jangan kalah dari Jamaika yang jumlah penduduk hanya 2 juta luas wilayah tidak sampai 15.000 M2 tetapi peringkat dunianya diatas Indonesia yang jauh lebih luas dan penduduknya 270 juta jiwa," tambahnya.

Selanjutnya dengan adanya DBON diharapkan semua dapat ambil peran sesuai tugas dan fungsi masing-masing, sehingga mimpi besar 2045 Indonesia bisa menduduki 5 besar dunia baik di Olimpiade maupun Paralimpiade.

"Perpres tentang DBON itu luar biasa, pimpinannya Wapres, wakilnya Menko PMK, Menpora Ketua Harian, ada tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga. Artinya urusan olahraga bukan tugas Kemenpora semata namun tugas kita bersama. Mohon media dapat membantu memberikan ini agar mimpi besar 2045 tepatnya Olimpiade 2044 entah dimana tempatnya, Indonesia mampu bertengger di peringkat 5 dunia baik Olimpiade maupun Paralimpiade," tutupnya.

Hadir dalam acara gathering tersebut, selain Ketua Umum NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, Komite Eksekutif, Jadi Rajagukguk, Indra Gamulya, Rafiq Hakim Radinal, Arlan Perkasa Lukman, Suryo Agung. Ada pula Sekjen Ferry J Kono , Ketua Panitia Aang Sumadji, serta para Redaktur Media. ***