JAKARTA, GORIAU.COM - PT PLN (Persero) menyatakan pemadaman bergilir di wilayah Sumatera khususnya di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau tidak bisa dibantu dengan pembangkit listrik alternatif seperti PLTA.

''Saat ini masuk musim kemarau, beberapa PLTA tidak bisa operasi maksimal karena debit air tidak cukup,'' ungkap Senior Manager Humas Korporat Bambang Dwiyanto, di Jakarta, Senin (9/9/2013).

Bambang menjelaskan, ini adalah tipikal dasar dari sebuah PLTA, biaya operasi PLTA murah namun operasinya sangat tergantung vaiasi musim.

''Sebagai contoh Sistem Sumbagteng yang meliputi Sumbar dan Riau sangat mengandalkan PLTA. Di sistem ini setidaknya ada empat PLTA yaitu Singkarak, Kotopanjang, Batang Agam dan Maninjau,'' tambahnya.

Kondisi eksisting di sistem ini, lanjut Bambang, empat PLTA tersebut tidak bisa operasi maksimal, sedangkan PLTU Ombilin sedang mengalami kerusakan dan diprediksi awal Oktober ini selesai perbaikan.

''PLN sebenarnya sudah mempersiapkan tambahan pasokan di sistem ini dengan membangun PLTU Teluk Sirih. Namun proyek FTP 1 ini juga terlambat penyelesaiannya. Begitu juga sistem Sumbagut, di mana ada kerusakan di PLTU labuhan Angin dan PLTG Belawan. Tambahan pasokan yang disiapkan PLN dengan membangun PLTU Pangkalan Susu juga terlambat selesainya," papar Bambang.

Menurut Bambang, walaupun terjadi pemadaman bergilir di wilayah Sumatera akibat terlambatnya proyek-proyek FTP 1 10.000 Mw dan kerusakan pembangkit listik, PLN mengaku selalu melakukan pemeliharaan pembangkit, jaringan, gardu induk, gardu distribusi.

"Tentu itu dilakukan PLN secara rutin sesuai jadwal dan standar alat-alat tersebut," tandasnya. ***