PADANG - Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumbar, Hidayat, menyalahkan Gubernur Sumbar, Mahyeldi, soal masalah anggaran Lab FK Unand. Dia menilai Mahyeldi enggan melakukan pergeseran anggaran.

"Siapa bilang anggaran tidak ada. Gubernur saja yang belum berkenan melakukan pergeseran (refocusing) anggaran untuk penanganan pandemi COVID-19 ini. Jadi, soal anggaran menurut saya tidak ada persoalan, tinggal kemauan Kepala Daerah saja sesungguhnya. Dasar hukumnya untuk melakukan pergeseran anggaran juga jelas," kata Hidayat kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).

Menurut Hidayat, dalam Permenkeu Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Dana Transfer Daerah 2021 dalam rangka mendukung Penanganan Pandemi COVID-19 dan Dampaknya, Pemda menyediakan dukungan pendanaan untuk belanja kesehatan penanganan pandemi COVID-19 dan belanja prioritas lainnya. Dukungan pendanaan tersebut, katanya, bisa diambilkan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan/atau Dana Bagi Hasil (DBH).

"Jumlah DAU pada APBD Provinsi Sumbar tahun 2021 mencapai Rp 1.949 triliun lebih. Minimal 8% boleh diambil dari DAU ini. Sementara DBH tahun 2021 mencapai Rp 125 miliar lebih," jelas Ketua Bapemperda DPRD Sumbar ini.

Mantan Ketua Pansus Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini mengatakan Pemprov dapat memberi dari sumber lainnya di APBD. Dia meminta Gubernur Sumbar, Mahyeldi, fokus menangani COVID-19.

"Selaku anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat meminta Gubernur fokus dulu dalam pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19, termasuk segeralah melakukan refocusing anggaran untuk sebagiannya membantu operasional Lab FK Unand," kata Hidayat.

Sebelumnya, Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi FKI Unand meminta donasi guna menopang aktivitas pemeriksaan tes usap PCR. Langkah tersebut dilakukan karena dukungan anggaran dari Pemprov Sumbar yang tidak cair.

Laboratorium yang dipimpin dokter Andani Eka Putra ini merupakan lembaga terpenting selama ini dalam penanganan COVID-19 di Sumbar. Selain itu, aktivitas laboratorium menjadi rujukan pemeriksaan sampel selama ini yang dilakukan secara gratis.

Permintaan donasi itu dituliskan dalam secarik kertas yang ditempelkan di salah satu sudut laboratorium yang berada di kawasan Jati, Kota Padang, itu. Lab Unand meminta donasi untuk biaya bahan habis pakai (consumables) pada setiap pengambilan uji swab yang dilakukan di sana.

"Sudah sejak tiga hari lalu kami jalankan," kata Andani kepada wartawan.

Dia menjelaskan, untuk biaya operasional, pihaknya membutuhkan sekitar Rp 36 miliar karena terdapat hingga 120 ribu sampel COVID-19 yang harus diuji setiap bulan. Dengan angka sebesar itu, pihaknya cukup kewalahan, sehingga membutuhkan donasi.

"Sebelumnya anggaran untuk laboratorium ini sudah dianggarkan, namun sejak 2021, sudah tidak ada. Logika berpikirnya, laboratorium ini sebelumnya sudah ada anggarannya, sekarang kenapa tidak dianggarkan?" ucapnya.***