TELUKKUANTAN - Prestasi ekonomi bukan dilihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi. Tapi, bagaimana pertumbuhan ekonomi tinggi itu berkualitas dan bisa menurunkan angka kemiskinan, bisa menciptakan lapangan kerja seluasnya dan pemerataan pendapatan.

Hal itu disampaikan pengamat ekonomi Riau, Trian Zulhadi menanggapi tingkat kemiskinan penduduk Kuansing berada di urutan ketiga di Riau, Selasa (4/2/2020).

Dari data BPS, kemiskinan Kuansing malah meningkat dari sebelumnya peringkat empat menjadi peringkat tiga di Riau.

"Artinya, pemerintahan sekarang ini belum sukses dalam pencapaian ekonomi. Kenapa? Dalam RPJMD-kan sudah tertuang bahwa sasaran pembangunan ekonomi itu adalah bagaimana menciptkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas," ujar Trian.

Dari PDRB, lanjut Trian, sumbangsih terbesar dominannya di sektor perkebunan. Sektor perkebunan, Pemkab Kuansing menyalurkan bantuan bibit sawit.

"Yang dapat bantuan bibit hanya masyarakat yang punya kepemilikan lahan, sementara yang tidak punya lahan kan tidak dapat dan jadinya tidak merata," papar Trian.

Dosen UIN SUSKA Riau ini menilai kesalahan terletak pada peruntukan dana APBD yang tidak menyentuh kesejahteraan masyarakat. "Bukti peruntukan APBD tak menyentuh masyarakat."

"Wajar tidak ada muultiplier efek kepada sektor-sektor lain dan kalau tidak ada multiplier efeknya tentu target kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai," ujar Direktur Ekonomi dan Pembangunan MRR ini.

Kepada Pemkab Kuansing, Trian menyarankan supaya bisa mentransformasikan struktur ekonomi ke sektor perdagangan dan jasa.

"Di era digital ini harus dilakukan itu, sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Tentunya, Kuansing harus siap dengan segala SDM," pungkas Trian.***