OTTAWA - Jumlah korban tewas akibat penembakan massal di Nova Scotia, Kanada, bertambah menjadi 18 orang, termasuk seorang polisi wanita.

''Seorang pria bersenjata merenggut nyawa sedikitnya 18 orang, di antaranya seorang perempuan berseragam yang tugasnya melindungi nyawa, bahkan jika itu membahayakan nyawanya,'' kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, seperti dikutip dari Republika.co.id.

Justin merujuk pada Constable Heidi Stevenson, Royal Canadian Mounted Police (RCMP) yang terbunuh pada Ahad (19/4) waktu setempat dalam penembakan di provinsi Atlantik Nova Scotia.

Gubernur Nova Scotia Stephen McNeil mengatakan kepada wartawan bahwa itu adalah salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi.

Kepolisian di Provinsi Nova Scotia masih mendalami motif pelaku penembakan. RCMP mengidentifikasi pelaku merupakan Gabriel Wortman (51 tahun) yang bekerja sebagai seorang pembuat gigi palsu.

Polisi menerima laporan penembakan di sebuah rumah di kota pantai kecil, Portapique, sekitar 130 kilometer utara provinsi, Halifax, pada Sabtu malam. Petugas operasi kriminal RCMP di Nova Scotia, Chris Leather, mengatakan, ketika tiba di lokasi petugas menemukan sejumlah korban telah meninggal dunia di dalam dan di luar rumah.

Beberapa bangunan di kota itu terbakar. Polisi pun terlibat baku tembak dengan pelaku. Leather mengatakan, pelaku telah melakukan aksi penembakan di lokasi lainnya. ''Pelaku memiliki seragam dan mobil polisi,'' ujar Leather.

Dilansir BBC, penembakan massal sangat jarang terjadi di Kanada, sebab hukum kepemilikan senjata digaungkan lebih ketat dari pada Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, dua remaja buron mengaku membunuh tiga orang, termasuk sepasang suami istri Australia-AS pada hari libur di British Columbia utara.

Pada 2017, mahasiswa Universitas Alexandre Bissonnette menembak mati enam jamaah di sebuah masjid Kota Quebec. Royal Canadian Mounted Police telah menjadi target dalam sejumlah penembakan, termasuk dalam serangan yang menewaskan tiga petugas di Moncton, New Brunswick, pada 2014.

Pembantaian Politeknik 1989 di Montreal juga tercatat telah menewaskan 14 perempuan. Seorang pria bersenjata memerintahkan semua pria keluar dari ruang kelas di sebuah perguruan tinggi teknik sebelum menembaki para perempuan.

Trudeau mengatakan bahwa pemerintahnya akan mempertimbangkan larangan kepemilikan senjata sebelum parlemen dibubarkan di tengah wabah virus corona. ''Kami memiliki setiap niat untuk bergerak maju begitu wabah diatasi,'' katanya.***