PERKENALANNYA dengan seorang duda yang dinilainya sangat shaleh membuat Jesi Kusnadi tertarik belajar agama Islam, hingga akhirnya memutuskan menjadi mualaf. Setelah mualaf, Jesi menikah dengan duda pujaan hatinya tersebut. Namun, usia pernikahannya tidak lama, sang duda kembali ke istri pertamanya dan menceraikan Jesi.

Dikutip dari okezone.com, Jesi Kusnadi alias Fatimah, kini hidup sebatang kara di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun, dia tetap istiqomah sebagai Muslimah, meski diceraikan suaminya melalui telepon.

Fatimah menuturkan, sebelum mengenal suaminya, dia tidak pernah berminat memeluk agama Islam. Namun, setelah melihat calon suaminya rajin beribadah dan sering berceramah tentang ajaran Islam, Fatimah mulai tertarik. Fatimah takjub dengan ajaran Islam yang sangat memuliakan kaum wanita.

Akhirnya, Fatimah mantap menjadi mualaf. Dia membaca dua kalimat syahadat dibimbing seorang ustadz.

Setelah itu, Fatimah menikah dengan pria yang dicintainya dan dibimbing memperdalam ajaran agama Islam. Keduanya sering melakukan shalat berjamaah, mengaji bersama, dan melakukan banyak hal baik lainnya.

Dalam melakukan ibadah itu, Fatimah mengaku merasa damai sekaligus terharu. Dia pun tidak pernah merasa kesepian, meski kerap ditinggal sang suami bekerja.

''Rasanya kok begini ya, buluku merinding ketika shalat. Mungkinkah ini keindahan di dalam Islam?'' kata Fatimah, dikutip dari kanal YouTube Laskar Tujuh Langit.

Ia mengaku senang bisa masuk Islam. Namun sayang, pernikahannya dengan sang suami berlangsung begitu singkat. Suaminya itu kini kembali rujuk dengan istrinya di kampung halaman dan tinggal bersama anak-anaknya.

Mirisnya lagi, sang suami menceraikannya secara sepihak, melalui telepon. Tentu saja mulanya Fatimah merasa sangat berat menerima kenyataan itu, meski demikian dia tetap berusaha tegar dan mengikhlaskan kepergian sang suami.

Fatimah pun sempat kebingungan bagaimana melanjutkan kehidupannya, mengingat dirinya tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan harian. Terlebih lagi dia masih butuh bimbingan seorang imam untuk menjadi Muslimah seutuhnya.

''Dia tiba-tiba meninggalkan aku tanpa aku melakukan kesalahan, dan itu yang membuat aku sedih. Tapi berkat Allah menunjukkan jalannya, Allah menempatkan aku di sekitar orang Muslim. Banyak yang menasihati aku, 'Kamu harus sabar, tenang, harus tetap berada di jalan Allah','' ucapnya.

Meski mengalami hal pahit ini, Fatimah tetap istiqomah sebagai Muslimah dan mencintai agama Islam. Tidak sedikit pun terbersit di hatinya mengkhianati Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sebaliknya, dia justru makin bersemangat memperdalam ajaran agama Islam. Menurutnya, Allah telah memberi pertolongan dan kesempatan yang tidak pernah terlupakan dalam hidupnya.

Bahkan, Fatimah tidak akan mau menukarkan agamanya dengan harta yang berlimpah. Bukan tanpa alasan, bagi Fatimah, harta kekayaan hanya ada di dunia dan yang harus dimiliki seorang Muslimah adalah kekayaan di dunia akhirat. Itulah tujuan hidupnya sekarang, berburu kebaikan untuk mendapat surga Allah Subhanahu wa ta'ala.

''Aku rasa sungguh dahsyat cinta Allah. Saat ini hatiku sangat senang dan bahagia masih hidup di jalan Allah,'' pungkasnya.***