PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Kota Pekanbaru, Parisman Ihwan mengaku heran dengan kebijakan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru yang membuka kembali belajar tatap muka di sekolah.

Politisi Golkar ini menilai, kebijakan ini belum tepat mengingat kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi di Riau, khususnya Pekanbaru. Ia khawatir, ada klaster baru yang tercipta di lingkungan sekolah.

"Kebijakan Walikota ini kebijakan yang sangat merugikan masyarakat, apakah pemko bisa bertanggungjawab jika ada klaster baru nanti? Saya sebagai perwakilan rakyat Pekanbaru sangat merasakan betapa banyaknya anggaran yang tersedot ke Covid-19 ini," kata pria yang biasa disapa Iwan Fatah ini kepada GoRiau.com, Senin (16/11/2020).

Jika apa yang dikhawatirkannya ini terjadi, Iwan menilai anggaran pembangunan dan lagi-lagi akan tersedot ke Covid-19. Sebagai orang tua, Iwan memahami bagaimana sedihnya para orang tua melihat kondisi pendidikan anak-anak di tengah pandemi Covid-19 ini.   

Apalagi, kebijakan ini minim koordinasi dengan pihak terkait, seharusnya kebijakan ini mesti melibatkan semua tingkatan, mulai dari gugus tugas covid-19 provinsi yang diketuai gugus tugasnya oleh Gubernur Riau, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan wali murid itu sendiri.

"Kebijakan apapun terkait Covid-19 ini, semua pihaknya harus diajak bicara bersama, duduk bersama, jadi semua bisa sinkron," tuturnya.

Lebih jauh, Iwan menambahkan, dirinya mendapat banyak pertanyaan dari masyarakat di Pekanbaru yang juga heran dengan kebijakan ini, dan dia pun baru tahu itu dari wali murid yang mengaku khawatir dengan nasib anaknya.

"Jadi ini kebijakan yang nekat dan gila. Jangan nanti anak-anak kita jadi korban pandemi Covid-19 ini karena kebijakan yang kurang tepat ini," tutupnya.

Sebelumnya, Gubernur Riau Syamsuar tidak merestui dan mengingatkan agar daerah-daerah yang masih tinggi covid-19 untuk tidak belajar tatap muka dulu sampai tingkat covid-19 menurun.

Bagi daerah-daerah yang tingkat covid-19 masih rendah baru diperbolehkan tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19

Syamsuar bahkan menegaskan, jika nanti ada pelajar yang positif, maka sekolah tersebut harus ditutup dan proses belajar tatap muka segera dihentikan. ***