PEKANBARU - Baru-baru ini, Inaya, pelajar kelas 3 Sekolah Dasar (SD) Negeri 37 Pekanbaru menjadi korban kecelakaan yang melibatkan truk ODOL di Simpang Garuda Sakti, Pekanbaru. Peristiwa itu terjadi setelah Inaya mengambil lapor di sekolah bersama keluarga.

Kendaraan sepeda motor yang dikendarai oleh orangtua korban tampak sudah ringsek karena terlindas truk. Ibu dan ayahnya selamat dari kejadian nahas tersebut, namun tidak dengan sang anak.

Inaya yang dibonceng oleh orang tuanya tidak selamat dari kecelakaan tersebut. Tampak anak nya yang masih menggunakan seragam sekolah ini langsung terkapar tidak sadarkan diri.

Impian masyarakat Kota Pekanbaru terbebas dari truk bertonase besar adalah impian sejak lama, selain mengakibatkan kerusakan jalan dan kemacetan. Tentu yang dikhawatirkan adalah kecelakaan yang bisa merenggut nyawa.

"Jadi semuanya harus kita evaluasi bersama-sama terkait truk bertonase besar serta ODOL yang masih melintas di jalanan, tidak bisa Dishub sendiri," kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Pekanbaru, Yuliarso, Senin (27/6/2022).

Yuliarso menjelaskan Pemko Pekanbaru sudah memiliki Peraturan Walikota (Perwako) yang melarang kendaraan bertonase besar melintas di jalanan Kota Pekanbaru, hanya saja Perwako ini banyak mendapatkan penolakan dari berbagai pihak.

Dulu Perwako ini sudah diwacanakan bakal laksanakan, namun ada pihak-pihak yang komplain dan keberatan sehinga Dishub menunda pelaksaaan itu.

"Kalau ini kita laksanakan saya yakin dan percaya truk ODOL dan bertonase besar bisa kita kendalikan kalau kita semua satu suara, kalau ada pihak yang keberatan  memyanpaikannya melalui perwakilan rakyatnya kita terpaksa harus menyesuaikan," jelasnya.

Dari itu Yuliarso meminta seluruh pihak menurunkan egonya dan bersama-sama mendukung jalannya Perwako ini untuk mengantisipasi truk bertonase besar dengan mudahnya melaju di jalanan Pekanbaru.

Tentu hal ini harus segera dijalankan dengan tujuan dan harapan agar tidak lagi ada bermunculan korban baru dari truk besar ini.

"Satu suara dan satu langkah untuk kebaikan, nyawa itu tidak sebanding dengan apapun. Makanya kita kembalikan kepada seluruh pihak kalau memang mau sepakat ayok kita sama-sama, kalau perlu dirumuskan ayok kita bahas sebelum ada korban selanjutnya," tutupnya. ***