PERJALANAN – bersama rombongan turis ke Mesir ternyata menjadi pintu hidayah bagi Elizabeth Jachstadt, model bikini asal Jerman. Setelah mualaf, Elizabeth menghadapi berbagai ujian, termasuk harus kehilangan pekerjaan karena dipecat. Berikut kisahnya.

Dikutip dari viva.co.id, Elizabeth menuturkan, saat berwisata ke Mesir, dia melihat seorang pedagang Muslim menutup tokonya karena harus menunaikan ibadah shalat Jumat.

Ketika itu, Elizabeth merasa heran dan menganggap pria Muslim itu bertindak bodoh, karena lebih memprioritaskan shalat daripada uang. Namun, kejadian tersebut membuat dia benar-benar merenung.

''Aku benar-benar bingung dibuatnya. Apa yang aku yakini waktu itu, berubah semua. Aku selalu ajukan pertanyaan dasar tentang diriku, hidupku, keluargaku dan apa keinginanku dalam hidup. Kenapa aku ada di sini? Dan itu saatnya untuk membuka dan membaca Alquran,'' kata dia bercerita di YouTube Barat Bersyahadat, dikutip VIVA.

Elizabeth berwudhu, bahkan sampai setengah jam, sebelum pertama kali membuka Alquran. Hal itu diketahui Elizabeth dari sebuah buku tentang kisah Nabi bahwa seseorang harus berwudhu terlebih dahulu sebelum membaca Alquran. 

''Dan aku wudhu hingga mandi segala. Kemudian cuci tangan lagi dan aku merasa ketakutan saat menyentuh kitab ini. Sebab aku pikir aku harus menghormati agama lain dan tak mau meremehkannya,'' ujar dia. 

''Lalu aku buka kitab ini dan mulai membaca surat Al-Baqarah hingga setengahnya dan aku memutuskan mualaf,'' tambahnya. 

Meski sudah mantap memeluk Islam, namun masih banyak kekhawatiran dalam diri Elizabeth. Terutama bagaimana tanggapan keluarganya nanti, bagaimana dengan pekerjaan dan hobinya, terlebih dia menyukai hidup bebas dan tidak suka diatur. 

''Dan aku selalu berpikir tentang hijab. Apa yang akan terjadi jika aku berhijab?'' tuturnya. 

Elizabeth kemudian menceritakan bahwa dia pernah menjadi model ketika usianya 15 tahun untuk iklan baju renang dari Brasil. Namun, dia merasa biro iklannya hanya memperlakukan dia layaknya sebuah barang.

''Waktu itu sebelum aku berenang, aku selalu berbaju panjang. Sebab aku merasa jadi target tatapan mata pria, karena saat itu aku merasa cantik. Mata-mata pria itu seolah melahapku saat aku memakai bikini di pantai. Jadi, aku pakai baju panjang,'' ungkapnya. 

Sejak saat itu, Elizabeth merasa perlu melangkah dengan mencoba mengenakan hijab ke tempat kerja. Sayangnya, bule itu dilarang mengenakan hijab di kantor. Namun, dia bersikeras untuk mengenakannya. Terlebih momennya sangat tepat yaitu menjelang Ramadhan.

Pihak perusahaan bahkan mengiming-imingi Elizabeth dengan gaji dua kali lipat, fasilitas apartemen dan makan, jika dia mau melepas hijab. Namun, Elizabeth tetap tak mengubah pendiriannya. 

''Kantor memecatku karena berhijab, aku langsung diusir. Diultimatum bahwa aku punya satu pekan untuk membereskan barangku dan keluar dari apartemen dan pihak kantor tak mau melihatku lagi,'' tukasnya. 

Elizabeth bahkan sampai diusir sekuriti saat kembali ke apartemen. Padahal, dia hanya berniat untuk berpamitan dengan teman-temannya. 

''Aku punya waktu 1 pekan mencari solusi untuk hidupku, tinggal di mana, kerja apa, bahkan uang pun tak ada untuk pulang ke Jerman. Dan aku tahu, aku tak ingin kembali ke Jerman,'' imbuhnya. 

Untungnya, Elizabeth bertemu dengan kenalannya yang biasa ia tanyai tentang Islam. Dia pun ditawari untuk bekerja di Kairo. Di sana, dia tinggal dengan keluarga yang mengajarinya hidup sebagai Muslim, hingga akhirnya dia memiliki apartemen sendiri.***