JAKARTA - Tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie terus menjalani persiapan menjelang tampil di Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Jonatan bersama Anthony Sinisuka Ginting jadi perwakilan Merah-Putih di sektor tunggal putra.

Jojo, sapaan akrabnya, mengatakan saat ini proses persiapan terus menunjukkan hasil yang bagus, terutama di sisi teknis. Sementara di sisi nonteknis, Jojo merasa masih harus lebih fokus menyiapkannya. Ia berkaca pada turnamen sepak bola Piala Eropa yang sedang bergulir saat ini.

"Persiapan sudah ok, sudah bagus, tinggal balik lagi sih ini multievent, apalagi ajang Olimpiade semuanya bisa terjadi. Jadi tidak ada yang diunggulkan dalam pertandingannya. Seperti di sepak bola Piala Eropa yang sedang berlangsung, kita bisa lihat tim yang harusnya di atas kertas bisa menang tapi jadi kalah. Hal-hal nonteknis kadang lebih banyak bermain di pertandingan-pertandingan besar termasuk Olimpiade. Itu yang saya coba fokuskan sekarang, hal-hal nonteknis karena kalau teknis sudah lumayan baik," ucap Jojo.

"Hal nonteknsinya seperti pertama dari pikirannya, bagaimana mengatasi cara masuk lapangannya nanti, itu pasti beda. Lalu dari fokusnya dan juga perjuangannya harus ada yang beda dari turnamen-turnamen biasa. Pastinya harus lebih keras dan lebih semangat," sambungnya.

Jojo dan enam wakil Indonesia lainnya yang turun di Olimpiade menyisakan waktu tiga hari untuk memaksimalkan latihan di Tanah Air. Pasalnya pada hari Kamis, tanggal 8 Juli nanti mereka sudah terbang menuju Prefektur Kumamoto, Jepang untuk proses adaptasi dan aklimatisasi selama 10 hari sebelum menjejakkan kaki di Tokyo. Hal ini disambut baik oleh Jojo.

"Kita pergi duluan untuk training camp di Kumamoto, itu salah satu hal yang menurut saya bagus untuk kita mempersiapkan segala kondisi yang ada di Jepang. Kita bisa adaptasi suasana di sana. Sisanya mungkin hampir sama ya latihannya seperti di Jakarta, tinggal menjaga pikirannya saja," kata Jojo.

Sebagai atlet bulutangkis, pemain kelahiran Jakarta, 15 September 1997 itu terbilang cukup sukses di ajang multievent. Jojo sudah berhasil menaklukkan SEA Games 2017 Kuala Lumpur dan Asian Games 2018 Jakarta dengan torehan medali emas. Tapi hal itu tidak membuat Jojo jumawa, ia bahkan sadar betul Olimpiade adalah ajang yang sama sekali berbeda dari multievent lain.

"Multievent itu adalah salah satu pertandingan yang lebih banyak orang tahu daripada pertandingan-pertandingan terbuka biasa. Selain itu, kadang multievent terasa lebih merepresentasikan negara. Lebih berasa aja membela Indonesia ya walau di ajang lain juga saya membawa nama Indonesia," tutur Jojo.

"Suasana dan atmosfer Olimpiade pasti berbeda dengan Asian Games, Olimpiade ajang yang lebih besar walau memang kalau kita bicara bulutangkis kekuatannya masih ada di Asia dan saat itu saya bisa mencapai hasil yang bagus. Tapi tidak bisa dipungkiri sekarang pemain-pemain Eropa juga sangat bagus. Itu menunjukkan persaingan akan ketat di Olimpiade kali ini. Saya tidak merasa tertekan, lebih dibawa enjoy sih. Sekarang bagaimana mengatasi pikirannya, bukan pressure ya. Kan setiap atlet pasti maunya menang dan itu yang saya kontrol, saya pikirkan bagaimana mengatasinya," jelas Jojo.

Walau mencoba enjoy, jojo mengaku tetap diliputi ketegangan menghadapi Olimpiade. Namun bukan Olimpiadenya yang membuat ia tegang, melainkan kondisi dunia yang sedang tidak menentu karena pandemi Covid-19.

"Tegang sudah pasti ada tapi saya tegangnya bukan karena apa-apa, lebih karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan dengan kondisi seperti ini. Ambil contoh di All England kemarin, kita sudah di sana, terus tiba-tiba tidak bisa bertanding. Itu cukup membuat down. Makanya saya sekarang lebih berpasarah pada Tuhan, semua sudah ada jalan dari-Nya. Saya berdoa semoga kejadian itu tidak terulang lagi," ungkap Jojo.

Ditanya mengenai target, Jojo mengaku ingin mendapat hal yang baik dari keikutsertaan pertamanya di Olimpiade tahun ini.

"Harapannya bisa dapat sesuatu hal yang baik, kalau untuk dapat medali di Olimpiade pasti semua juga ingin tapi sejauh ini saya mau coba lakukan yang terbaik dulu dan saat masuk di lapangan tunjukkan kalau ini sudah mewakili Indonesia dan siap berjuang mati-matian," ujarnya.

Tim bulutangkis Indonesia memastikan mengirim tujuh wakil atau 11 atlet ke Olimpiade Tokyo 2020. Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran). Mereka sudah menjalani tes PCR pada hari Minggu (4/7) dengan hasil semua negatif. Tes ini menjadi salah satu bagian dari persyaratan pendaftaran ke Olimpiade. ***