TASIKMALAYA -- Para siswa dan guru SDN 2 Tugu di Kelurahan Tugu Jaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terpaksa melewati kuburan, sawah, kebun dan bekas galian untuk pergi dan pulang sekolah.

Dikutip dari Inews.id, kondisi tersebut sudah berlangsung sejak awal tahun 2021, setelah jalan akses utama ke SDN 2 Tugu ditutup tembok beton setinggi 3 meter oleh pemilik tanah di depan sekolah.

Para guru dan siswa berharap jalan di depan sekolah bisa kembali digunakan agar mereka lebih dekat dan mudah masuk ke sekolah. Saat ini sebanyak 167 siswa dan guru yang harus melewati kuburan, sawah, dan kebun bekas galian agar bisa masuk ke sekolah.

Sementara jalan di bagian belakang sekolah pun terlihat akan dibangun oleh pemilik lahan. Sehingga akan semakin sulit untuk masuk ke sekolah.

Salah satu orang tua siswa, Nina Herlina (45), sempat jatuh ke selokan hingga luka memar, saat mengantar anaknya ke sekolah. Karena itu dia ingin jalan di depan SDN 2 Tugu dibuka lagi.

''Awalnya memang dibuka dan jalan sudah bagus, tapi saat ini ditutup oleh pemilik tanah karena katanya sudah dijual ke orang lain. Jadi saat ini enggak dikasih jalan lagi,'' kata Nina, Rabu (1/9/2021).

Siswa kelas 4 SDN Tugu 2, Natasya Sifa, mengatakan, dirinya dan teman-temannya ingin jalan dibuka kembali, karena kalau lewat belakang berisiko jatuh karena jalannya becek dan kotor.

Diketahui, pagar tembok betok 3 meter yang dibangun oleh pemilik tanah ini sudah berdiri sejak awal tahun 2021 lalu, saat pembelajaran secara daring. Pemilik lahan hanya memberikan jalan selebar 50 centimeter, sehingga sulit dilewati para siswa dan guru. Selain sempit, jalan masuk itu juga terhalang oleh bangunan mushalla milik rumah makan yang berada di sampingnya.***