BOLTIM -- Mantan Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim Landjar, kehilangan ujung hidungnya karena putus digigit pengusaha tambang berinisial J.

Ironisnya, penganiayaan oleh J terhadap Sehan itu terjadi di hadapan Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid.

Dikutip dari Kompas.com, eks Bupati Boltim menceritakan, penganiayaan itu terjadi di rumah AJ di Kelurahan Tumubui, Kota Kotamobagu, pada Rabu (29/12/2021).

Menurutnya peristiwa tersebut dipicu masalah pribadi. Sebelum penganiayaan terjadi, Sehan mengaku, pelaku sudah dua kali menyuruh orang untuk menjemputnya.

Namun ia baru bisa menemui AJ pada Rabu (29/12/2021) sekitar pukul 16 atau pukul 4 sore. Hari itu ia dijemput oleh satu orang suruhan AJ.

''Tapi saya belum ada kesempatan. Kemarin Rabu telepon dengan dia kan, dan saya langsung mengatakan oke jam 4 sore di sana (rumah pelaku),'' kata Sehan.

Diikuti dan disekap selama beberapa jam

Di tengah jalan, Sehan menyadari ada satu mobil Triton warna merah yang membuntutinya dari belakang.

Sehan sempat berhenti di jembatan dan mobil warna merah itu juga ikut berhenti. Bahkan saat ia singgah di masjid untuk shalat Ashar, mobil tersebut ikut berhenti sekitar 50 meter dari masjid.

''Saya telepon orang yang suruh jemput saya. Saya tanya, siapa di mobil merah itu dan dia bilang orangnya si Ali,'' tutur Sehan.

Ia tiba di rumah AJ sekitar pukul 16.00 WIB dan setelah menunggu sekitar 10 menit, ia bertemu AJ di ruangan khusus.

Sekitar satu jam ia berbicara dengan AJ dan sekitar pukul 18.00 WIB, AJ tidak mengizinkan Sehan keluar dari rumah.

''Unsur penyekapan itu, saat jam 8 malam saya sudah merasa tidak nyaman,'' ucapnya.

Sehan menyebutkan, AJ sempat memegang sebotol minuman yang ia perkirakan sudah botol ketiga yang diminum pelaku.

Menurutnya AJ sempat memaksanya memegang botol dan memukul kepalanya.

''Saya tidak tahu jenis minumannya apa, warna hitam botolnya. Dia paksa saya harus pegang botolnya untuk pukul kepalanya tapi saya tolak,'' ucap Sehan.

Sehan tidak melakukan itu karena tahu orang yang diduga premannya AJ di luar rumah cukup banyak.

''Saya tahu cukup lumayan preman mondar-mandir di kediamanya, saya takut ini pancingan dan jadi alasan dorang (mereka) keroyok saya,'' bebernya.

Sembunyi-sembunyi telepon Kapolres Kotamobagu

Hingga pukul 22.00 Wita, Sehan tetap tak dizinkan keluar ruangan. Hal tersebut membuatnya tak nyaman.

Karena dilarang pegang ponsel, Sehan secara sembunyi-sembunyi menghubungi Kapolres Kotamobagu.

''Karena dia melarang saya pegang telepon, saya sembunyi-sembuyi untuk kabarkan ke Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid. Saya bilang bahwa ini emergency (darurat), saya mohon Pak Kapolres bantu karena keselamatan saya sudah terancam,'' kata Sehan.

Kepada Kapolres Irham mengaku sudah menyampaikan ke AJ agar persoalan diselesaikan dengan baik-baik.

''Saya bilang, saya ini datang dengan baik-baik tapi sekarang ini sudah semakin tidak nyaman begitu. Kira-kira 22.10 Wita, justru saya kaget pelaku ini yang video call marah-marah sama Kapolres,'' kata Sehan.

''Saya WhatsApp lagi, segera saya minta tolong. Akhirnya Kapolres jawab oke akan merapat. Begitu Kapolres datang saya berpikir langsung mengamankan, eh Kapolres langsung dibentak-bentak oleh pelaku,'' tambahnya.

Hidung digigit hingga putus

Sehan mengaku sudah berpikir jika dirinya dalam bahaya besar. Apalagi tangan pelaku robek karena kena kaca botol yang pecah.

Sehan tidak tahu apakah pelaku sengaja banting botol tersebut atau mau pukul ke arahnya namun tersandung meja hingga botol tersebut pecah.

''Di situ reaksinya pelaku luar biasa sekali,'' ujarnya.

Saat Kapolres datang, ada suster yang sedang menjahit tangan pelaku yang sobek.

''Kapolres datang dengan salah satu anggota sesprinya. Kebetulan saat itu ada dua suster dan satu anggota polisi yang sementara jahit tanganya (pelaku) yang robek kena pecahan botol yang dibanting,'' katanya.

Sekitar pukul 22.30 Wita, Sehan shalat Isya di ruangan tersebut dan merasa aman karena ada Kapolres.

Namun setelah Sehan shalat, AJ kembali bereaksi dengan duduk di sofa dan merangkul menggunakan tangan kanannya

''Kapolres pun pisahkan dan memberikan nasihat aja,'' ucapnya.

AJ kembali melakukan hal yang sama dan sempat berbantahan dengan Kapolres. Tak lama, Kapolres memanggil satu personel buser yang langsung mendekat dan berusaha mengamankan.

''Tapi Kapolres mengatakan mundur, kamu tunggu perintah, dia terdiam dan mundur,'' kata Sehan.

Namun pelaku justru datang lagi menyerang dan mengigit hidung Sehan.

''Di situ dia rangkul leher saya dengan tangan kanan dan secara cepat itu dia langsung gigit hidung saya,'' kata Sehan.

Akibat kejadian tersebut, Sehan mengalami luka serius di hidung.

''Saya harus operasi plastik, ujung besar hidung saya copot, jaringannya putus,'' sebutnya.

Diarahkan laporan ke Polsek

Setelah kejadian tersebut, Kapolres langsung meminta anggotanya intel, buser dan reserse yang ada untuk membawanya ke rumah sakit.

Selain itu ia juga diarahkan untuk membuat laporan ke Polsek.

''Untuk perawatan medis. Sesudah saya divisium lalu diarahkan ke Polsek, saya bilang 'loh, Kapolres ada kenapa tidak langsung ke Polres'. Tapi saat itu saya iya-iya saja, apalagi saat itu sudah tidak fokus berpikir, belum makan,'' kata Sehan.

Sehan mengingatkan kepada Kapolres atas kasus ini agar pelaku jangan sampai di luar karena tidak ada jaminan keamanan untuk dirinya.

''Orang-orang saya pasti akan ngamuk dan itu puluhan ribu, dan hari ini kalau saya tidak tahan, di rumah saat ini tidak pernah berhenti (simpatisan datang),'' ujarnya.

Terkait kasus ini, ia mengatakan Kapolres Boltim meminta Sehan untuk menenangkan orang-orangnya.

''Saya harus berlaku dewasa, bahwa saya mengimbau seluruh para simpatisan jangan melakukan reaksi karena sekarang sementara diproses di kepolisian,'' katanya.

Sehan yakin kasus ini ditangani serius oleh kepolisian.

''Saya percaya pihak kepolisian profesional, mudah-mudahan kasus ini tuntas dan tidak tumpang tindih,'' harapnya.

Sementara itu Kapolres menyebutkan, penganiayaan ini diduga terjadi karena persoalan utang piutang.

''Kita tidak tahu utang piutangnya kapan, di mana, terkait apa, kita tidak tahu. Karena itu masalah perdata,'' katanya.***