JAKARTA - Direktur Lokataru, Haris Azhar menolak jika Golput dalam pemilu disebut bagian dari agenda propagandis yang anti Demokrasi. Haris, menuding balik pihak yang lebih dulu menyatakan hal tersebut.

"Anti Demokrasi, justru kita Golput karena kita percaya demokrasi. Dalam Demokrasi, gak boleh pemaksaan kehendak," kata Haris usai menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (05/03/2019).

"Kalau dia memaksakan milih 01, 02, maka orang-orang itu tidak demokratis," kata pengajar mata kuliah HAM di Universitas Trisakti itu.

Sebelumnya, pengamat politik EII, Iskandarsyah menyebut, dua kubu politik petarung Pemilihan Umum (pemilu) serentak 2019 yakni kubu Prabowo-Sandi dan kubu Jokowi-Amin, tengah disusupi 2 kelompok anti Demokrasi dan anti Pancasila.

Menjadi parasit politik, agenda dua kelompok penyusup itu disebut Iskandar telah sukses 60 persen.

"Jika angka Golputnya tinggi, maka agenda mereka jadi 80 persen berhasil," kata Iskandarsyah, 25 Januari 2019, lalu.

Terkait situasi tersebut pun, Iskandarsyah meminta Kepala BIN, Budi Gunawan untuk membuka data kepada pemerintah. BPN Prabowo-Sandi dan TKN Jokowi-Maruf, juga diharapnya bisa segera duduk bersama.***