NEW JERSEY -- Seorang guru di Sekolah Dasar (SD) Seth Boyden di Maplewood, New Jersey, Amerika Serikat, dituduh membuka paksa hijab Sumayyah Wyatt, siswi kelas II di SD tersebut.

Dikutip dari liputan6.com, sang guru membuka paksa hijab Sumayyah di depan kelas, disaksikan teman-temannya satu kelas.

Sumayyah Wyatt yang berusia tujuh tahun, diduga awalnya diperintahkan oleh gurunya untuk melepas hijabnya pada Rabu (6 /10/2021), melansir dari laman Insider, Senin (11/10/2021). Namun, Sumayyah menolak perintah gurunya itu.

Karena Sumayyah menolak, gurunya itu kemudian dengan paksa melepaskannya hijab gadis kecil di depan semua teman sekelasnya.

Kejadian yang menimpa Sumayyah itu disampaikan pengacara keluarga tersebut.

''Akhirnya, guru itu berhasil melepaskan hijab dari kepalanya, diikuti dengan pernyataan aneh, 'Rambutmu indah','' kata pengacara itu.

Kata pengacara itu, kejadian tersebut sangat mengganggu Sumayyah dan keluarganya.

''Ini sangat mengganggu. Ini sangat simbolis dari pengabaian agamanya dan tentu saja sesuatu yang telah memengaruhi klien saya secara keseluruhan,'' imbuh dia.

Cassandra, ibu Sumayyah, mengatakan, kejadian tersebut membuat putrinya resisten terhadap pakaian muslim. ''Aku harus memperkenalkannya ke dunia berbeda yang selama ini aku coba lindungi darinya (dengan berhijab),'' kata Cassandra.

Minta Maaf

Atas kejadian tersebut, pihak keluarga berharap guru tersebut bersedia meminta maaf. Selain itu, ia juga ingin guru itu tahu apa yang dimaksud dengan hijab.

''Dia harus membayar untuk itu. Saya ingin dia meminta maaf kepada putri saya, dan kemudian putri saya akan merasa lebih baik,'' kata Cassandra.

Sementara itu, pengacara guru tersebut menyebut tuduhan itu sebagai ''informasi yang salah''. Ia membantah bahwa guru tersebut melepas hijab anak tersebut.

Sesuai kebijakan sekolah, kata pengacara, guru mengarahkan seorang siswa di kelasnya untuk membuka penutup kepala yang tampak seperti kaus karena menghalangi matanya. Namun, kemudian guru tersebut membatalkannya.

Pengacara itu menambahkan, tuduhan tersebut telah menyebabkan kerugian besar bagi sang guru. Guru tersebut disebut telah 30 tahun mengabdikan hati dan jiwanya untuk anak-anak dari semua latar belakang, kini harus meminta perlindungan polisi.

Distrik Sekolah Maplewood Orange Selatan sedang menyelidiki kasus itu.

''Distrik menangani masalah diskriminasi dengan sangat serius,'' kata pejabat sekolah.

''Kami tetap berkomitmen untuk keragaman, kesetaraan, dan inklusi di seluruh sekolah kami, termasuk memberikan pelatihan antibias dan antirasisme untuk semua pendidik di distrik secara teratur,'' sambungnya.***