PEKANBARU - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Riau melakukan penanaman mangrove sebanyak 14.100 batang di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (22/5/2017).

Pada kegiatan penanaman tersebut, DKP Riau secara bersamaan juga melaksanakan kegiatan sosialisasi penangkaran bibit pohon pelindung. Hal ini dilakukan DKP Riau guna melakukan pencegahan abrasi di daerah pesisir Desa Kedabu Rapat.

Kepala DKP Provinsi Riau, Ir Nafilson mengatakan bahwa Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman sangat serius memperhatikan pembangunan di daerah pesisir Riau. Bahkan, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemprov Riau diarahkan juga untuk ikut mendorong pembangunan di daerah pesisir tersebut.

"Untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam di daerah pesisir, kami menganggap penanaman mangrove di wilayah pesisir Riau sangat penting," kata Nafilson kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin malam.

Nafilson berharap, masyarakat Desa Kedabu Rapat dapat melestarikan bibit mangrove sebanyak 14.100 batang yang telah ditanam secara bersama-sama tersebut. "Tujuannya agar ekosistem mangrove dapat menciptakan kelestarian alam di wilayah pesisir Riau yang berkelanjutan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Meranti Alizar, SSos, MSi juga berharap kegiatan yang dilakukan oleh Pemprov Riau itu dapat berkelanjutan.

"Saat ini kondisi abrasi di Kepulauan Meranti lumayan parah terutama di Pulau Rangsang ini. Saya berharap agar kegiatan penanaman mangrove ini dapat dilakukan oleh Pemprov Riau berkelanjutan setiap tahun, dan di Pulau Rangsang ini juga perlu dibangun penahan gelombang untuk membantu mencegah abrasi," tutur Alizar.

Turut hadir pada kegiatan penanaman mangrove dan sosialisasi ini, nara sumber dari Fakultas Perikanan Universitas Riau DR Efriyeldi dan DR Sofyan Siregar, Kabid kelautan dan pengawasan DKP Riau, Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Meranti, Kapolsek Rangsang Pesisir, Sekretaris Camat Rangsang Pesisir, Kepala desa kedabu rapat dan masyarakat yang berasal dari kelompok pengawas konservasi karya pesisir. ***