JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha mengungkapkan, persoalan corona virus dan pemulangan WNI Eks simpatisan ISIS menjadi dua isu yang berkembang di komisinya.

Hal itu disampaikan Syaifullah dalam diskusi "Efek Domino Virus Corona" di Media Center DPR RI, Kamis (6/2/2020).

"Oleh karena itu kita memberikan pengertian dan pemahaman tentang pertahanan itu tidak semata-mata bahwa pertahanan itu adalah perang terbuka tetapi juga bisa perang yang lebih canggih," kata Syaifullah.

Menurut Syaifullah, adanya pernyataan dari intelijen Israel, Mossad, bahwa seolah-olah ada indikasi China memproduksi senjata biologis yang kemudian bocor dan mewabah di Wuhan, menjadikan persoalan Corona "menarik," dari perspektif Komisi I selaku yang membidangi pertahanan negara.

Belum diungkap bagaimana kajian sementara Komisi I terkait dugaan itu. Syaifullah lanjut menyinggung soal kepulauan-kepulauan Indonesia yang belum difungsikan optimal, termasuk dalam penanganan Corona.

Sebenarnya, kata Syaifullah, "Indonesia itu kan memiliki banyak pulau, tapi kita tidak bisa mengelola pulau-pulau itu untuk 'karantina' (atau Observasi jika khusus terkait Corona, Red),".

Misalnya, lanjut dia, "kita itu ingin membeli sapi dari India, sapi itu kita larang masuk ke Indonesia karena sapi India terindikasi penyakit kumu (kuku dan mulut).

"Nah, kenapa tidak ada pulau tersendiri yang khusus untuk mengkarantina sapi-sapi itu, supaya bisa kita mendapatkan harga daging yang lebih murah dan kompetitif dibandingkan dengan sapi yang berasal dari Australia, Brazil atau Amerika," ujarnya.

Dengan begitu-jika pulau yang ada sudah dikelola dengan baik dan dibuatkan pulau khusus untuk karantina atau Observasi, menurut Syaifullah, WNI dari Wuhan bisa untuk ditangani di pulau khusus, bukan DI Natuna.

"Tidak Perlu lah ditaruh di Natuna itu. Masih banyak pulau kok! Tapi kita tidak menyiapkan pulau-pulau itu untuk dikelola. Tapi begitu, pulau-pulau kita diganggu, baru kita ribut," tandas Syaifullah.

Seperti diketahui, ratusan WNI dari pusat penyebaran Corona di Wuhan, China, tengah diobservasi di Natuna. Pemerintah menjamin bahwa ratusan WNI tersebut dalam kondisi sehat. Penanganan sementara di Natuna hanya merupakan standar yang ditetapkan dunia.***