PEKANBARU - Hanya karena belum membayar uang SPP dan seragam sekolah, sejumlah pelajar Madrasah Aliyah Al-Muttaqin, Kampung Jatibaru, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak, Riau, disuruh pulang oleh salah seorang oknum guru.

Bahkan pelajar yang bersangkutan juga terancam tidak bisa mengikuti ujian semester satu, karena tidak mendapat nomor ujian. Mirisnya lagi, oknum guru sekolah tersebut menjatuhkan mental anak didiknya tersebut di depan kelas.

Satu persatu pelajar yang belum membayar SPP dan baju seragam dipanggil ke depan kelas di hadapan teman-temannya. Lalu, diminta untuk pulang dan tidak diperbolehkan mengambil nomor ujian, lantaran belum melunasi SPP dan baju seragam sekolah.

Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu ini harus menahan rasa malu dan sedih hingga langsung meninggalkan kelas. Perilaku tenaga pendidik ini betul-betul mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Siak.

“Kejadiannya itu Sabtu kemarin, padahal cuma tinggal seratusan ribu saja yang belum bisa kami lunasi dari SPP dan baju seragam, tapi begitu cara oknum guru itu memperlakukan kami di depan siswa lainnya. Ini yang membuat kami sangat malu,” ujar salah seorang siswa kelas 11 IPS, MA Al-Muttaqin yang enggan menyebutkan namanya, Selasa (3/12/2019).

Lanjut siswa ini, selain dirinya juga ada 3 orang temannya lagi yang disuruh pulang, gara-gara belum bayar uang baju seragam. Padahal sebelumnya hanya diingatkan untuk mencicil SPP yang belum lunas. Lalu baju seragam pula hingga akhirnya dipanggil satu persatu ke depan kelas.

Kejadian ini juga membuat Wali murid kecewa dengan sikap oknum guru di Madrasah Aliyah Al-Muttaqin. Seperti dikatakan Sumarjan yang menilai sikap guru tersebut terkesan tidak punya rasa iba.

Menurutnya, alangkah baiknya pihak sekolah berembuk terlebih dahulu kepada wali murid untuk mencarikan solusi bukan malah sebaliknya, anak-anak mereka suruh pulang.

"Kami sebagai orang tua tentunya sangat menyayangkan hal ini terjadi. Memang sih, Kami orang tak punya tapi jangan seperti inilah. Lebih baik Kami dicaci maki, daripada anak yang disuruh pulang dari sekolah di depan teman-teman mereka," ucapnya dengan raut wajah sedih.

Sementara itu, Kepala Madrasah Aliyah Al-Muttaqin Khairudin saat dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa wali kelas meminta kepada siswanya untuk pulang. Hal itu dilakukan sebagai gertak sambal, agar mereka bisa bertanggung jawab dengan kewajibannya sesuai aturan yang ada.

“Itu dilakukan sebagai gerta-gertak sambal supaya mereka melunasi. Lantaran sekolah swasta itu hidupnya dari uang komite. Sementara kadang anak-anak ini dikasih orang tua tuk bayar SPP tak sampai kesekolah. Namun kalau ujian mereka tetap ikut, meski nanti akhirnya pakai surat perjanjian akan sanggup melunasi,” jelasnya.

Bahkan Kepala Sekolah mengaku cara yang dilakukan oknum guru yang bersangkutan merupakan hal yang biasa dan sering dilakukan pada anak-anak lainnya untuk kasus yang sama.

"Dan sejauh ini tidak pernah ada yang mempermasalahkannya. Tapi kalau itu salah, akan kami perbaiki ke depan,” terangnya.

Terlepas dari itu, sambung Kharudin, dirinya akan melakukan mediasi dengan para orang tua pagi ini di sekolah, untuk mencarikan solusi yang terbaik. Sebab pihak sekolah juga belum pernah mengeluarkan siswa untuk tidak ikut ujian karena masalah pembayaran yang tertunda. ***