KABUL -- Ledakan bom terjadi dalam masjid di pinggiran Kota Kabul, Afghanistan, saat umat Islam melaksanakan shalat Jumat pada 14 Mei 2021.

Akibat ledakan bom tersebut 12 jamaah shalat Jumat wafat dan sedikitnya 15 jamaah mengalami luka-luka.

Dikutip dari Sindonews.com yang melansir Reuters, insiden yang merenggut belasan jiwa itu terjadi di tengah gencatan senjata selama Idul Fitri.

Kelompok pemberontak Taliban , yang mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari untuk libur Idul Fitri itu, mengutuk serangan tersebut dalam sebuah pernyataan. Hingga kini tidak ada klaim pihak yang bertanggung jawab langsung.

Juru bicara kepolisian Kabul, Ferdous Faramarz mengatakan, Imam masjid termasuk di antara 12 orang yang tewas dan sedikitnya 15 orang terluka dalam ledakan di sebuah masjid di distrik ibu kota Shakar Dara.

Ledakan itu terjadi kurang dari seminggu setelah ledakan di sebuah sekolah yang menewaskan 80 orang, kebanyakan dari mereka adalah siswi dari etnis minoritas Muslim Syiah Hazara. Taliban juga mengecam serangan itu dan tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Pejabat Amerika Serikat (AS) percaya serangan terhadap sekolah tersebut mungkin merupakan ulah kelompok militan saingan seperti ISIS. Kelompok-kelompok semacam itu belum menandatangani gencatan senjata.

''Serangan hari ini terhadap sebuah masjid di distrik Shakar Dara di Kabul selama sholat Jumat sepenuhnya menentang gagasan Idul Fitri sebagai hari libur keluarga yang dirayakan dengan damai,'' kata misi Uni Eropa di Afghanistan di Twitter yang dinukil Reuters, Jumat (14/5/2021).

Kekerasan, termasuk serangan terhadap warga sipil, telah meningkat di Afghanistan, bahkan ketika AS telah memulai operasi untuk menarik semua pasukannya yang tersisa selama empat bulan ke depan.

Sejauh ini belum ada laporan tentang pertempuran langsung antara pasukan pemerintah dan Taliban selama gencatan senjata, yang dimulai pada Kamis bertepatan dengan akhir bulan puasa Ramadhan. Namun, pemboman di pinggir jalan terus berlanjut, dengan sedikitnya 11 warga sipil dilaporkan tewas dan 13 luka-luka dalam empat pemboman pada hari Kamis kemarin.

Pemerintah dan Taliban telah mengadakan pembicaraan politik untuk mencoba mengakhiri konflik mereka ketika Washington menarik tentaranya 20 tahun setelah pemboman AS memaksa Taliban lengser dari kekuasaan. Kedua belah pihak dalam pembicaraan itu menuduh pihak lain memprovokasi dan gagal menghentikan serangan terhadap warga.***