PEKANBARU - Ketua Pengurus Pusat (PP) Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr Emi Nurjasmi, MKes, mengatakan bahwa jumlah anggota IBI secara nasional berkisar 324.000 orang, sedangkan yang terdaftar dalam kepengurusan untuk surat tanda registrasi sudah 600.000 orang.

Keanggotaan ini berasal dari 34 pengurus daerah di seluruh provinsi di Indonesia, 511 pengurus cabang di kabupaten/kota, dan 3.572 pengurus ranting yang ada pada tingkat kecamatan.

Menurutnya, jumlah anggota yang cukup banyak ini merupakan sebuah aset dan tantangan tersendiri untuk memberikan kualitas dan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

"Ini merupakan sebuah aset, dan pastinya sebuah tantangan, bagaimana jumlah yang besar ini dapat memberikan kualitas kepada masyrakat," kata Emi saat memberikan kata sambutan pelantikan ketua pengurus daerah IBI Riau periode 2019/2023 di Hotel Pangeran Pekanbaru, Sabtu (13/7/2019).

Dalam sambutannya itu juga, ia mengatakan bahwa pelayanan bidan di daerah terpencil sangatlah penting. Sebab bidan merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan reproduksi, bayi dan balita sampai ke desa-desa dan berada di tengah masyarakat.

"Kita harus memberikan pelayanan secara keseluruhan masyarakat tanpa terkecuali, khususnya bagi reproduksi wanita dan gizi anak," tambahnya.

Hal ini pun, sesuai dengan tema yang diusung, bidan melindungi hak reproduksi merupakan ruang lingkup dari tugas bidan dimana melayani perempuan mulai dari reproduksi, bayi dan balita.

Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan tahun ini, IBI telah berhasil mewujudkan UU Nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan yang disahkan pada 15 Maret 2019.

Dilain sisi, Emi mengucapkan selamat kepada Ketua dan kepengurusan IBI yang telah dilantik, diharapkan kedepannya dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Diharapkan ke depan, seluruh pengurus yang ada di Provinsi Riau, bersama-sama meminimalisir kematian ibu dan bayi.

"Ke depan, kita harus bersama-sama menjalin kekuatan agar kita dapat mencapai target terutama mencegah kematian ibu dan bayi," tutupnya.

Menurutnya, kematian ibu dan bayi tidak bisa menjadi tanggung jawab bidan semata, karena banyak aspek yang menyebabkan tingginya kematian ibu dan bayi di indonesia salah satunya yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, lingkungan dan sebagainya.

"Bagaimana pun kita sebagai bidan juga punya tugas memberikan pelayanan kesehatan, tapi bagaimana memperdayakan perempuan ma.pu menjaga kesehatan diri, dan warga lainnya," tutupnya. ***