BRUSSEL - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terus berupaya memperjuangkan olahraga pencak silat untuk masuk ke kancah Olimpiade. Targetnya di Olimpiade 2032, cabang olahraga beladiri warisan leluhur bangsa Indonesia harus bisa dipertandingkan secara resmi.

Delegasi Kemenpora yang dipimpin Kepala Bagian Produk dan Jasa Industri dan Promosi Olahraga Kemenpora, Gajah Nata Surya didampingi Kepala Bagian Hukum Sesdep, Yusup Suparman berangkat ke Brussel, Belgia. Mereka diterima Presiden National Olympic Committe (NOC) Belgium, Baron Pierre Olivier Beckers Vieujant dan Sekretaris Jenderal, Philippe Vander Putten di Kantor NOC Belgium, Boechoutiaan, Bruxelles, Senin (27/11/2019).

Tujuan keberangkatan delegasi ke Belgia ini, kata Yusuf Suparman, dalam rangka mencari dukungan untuk memenuhi target jangka panjang yang telah ditetapkan terkait cabang pencak silat menuju olimpiade, yakni tahun 2020 sampai 2025 sudah terdaftar di International Olympic Committe (IOC). Dengan demikian, pencak silat bisa menjadi cabang olahraga eksebisi pada Olimpiade 2024 dan 2028.

"Harapan kami, tahun 2032, pencak silat sudah menjadi number of event di olimliade. Dengan demikian, dimanapun olimpiade itu digelar, cabang pencak silat sudah menjadi salah satu nomor yang wajib dipertandingkan," jelas Yusup Suparman.

Dalam pertemuan itu, Indonesia melalui Kemenpora mengharapkan dukungan penuh NOC Belgia untuk dapat mewujudkan keinginan Indonesia agar cabang pencak silat dapat menjadi nomor yang dipertandingkan di Olimpiade Tahun 2032.

"Sesuai dengan Olympic Charter, untuk menjadi nomor yang dipertandingkan di olimpiade, pencak silat harus mendapat dukungan dari 50 sampai 80 negara dari lima benua melalui NOC negara masing-masing," kata Gajah Nata Surya yang dihubungi, Kamis (28/11/2019).

Presiden NOC Belgia, Baron Pierre Olivier Beckers Vieujant mengapresiasi kunjungan delegasi dari Kemenpora dan menyatakan dukungan terhadap keinginan Indonesia agar cabang pencak silat dapat menjadi nomor yang dipertandingkan di olimpiade.

Dijelaskannya, NOC Belgia saat ini memiliki 87 national federasi yang terdiri dari 32 cabang olimpiade dan 46 cabang bukan olimpiade, sementara cabang pencak silat belum terdaftar dalam NOC Belgia karena belum memiliki organisasi induk cabang olahraga tingkat nasional di Belgia.

Ditambahkan Pierre, terlebih dahulu cabang pencak silat harus memiliki national federasi di Belgia dan syarat untuk itu sebenarnya tidak sulit. "Syarat tersebut antara lain memiliki legal entitas yang jelas, beranggotakan paling kurang 250 member di minimal perwakilan di tiga provinsi, serta penggunaan bahasa yang diterima semua komponen." Jelas Pierre Oliver.

Pierre Oliver mengakui untuk menjadi nomor yang dipertandingkan di olimpiade bukanlah hal yang mudah, namun harus terus diperjuangkan. Sebagai contoh, sampai saat ini Belgia juga terus mengupayakan olahraga asli Belgia Cycling Cross dapat menjadi salah satu nomor yang dapat dipertandingkan di cabang balap sepeda di olimpiade.

"Saat ini nomor cycling cross masih menjadi nomor yang dipertandingkan di kejuaraan nasional dan Eropa namun belum meluas dan belum diterima oleh IOC karena masih banyak persyaratan yang harus dipenuhi," kata Pierre.

Namun demikian, NOC Beligia siap mendukung cabang olahraga pencak silat menjadi nomor olympic dan membuka ruang membentuk dan mengakui nasional federasi pencak silat sepanjang persyaratan dipenuhi.

Yusuf Suparman menambahkann bahwa target jangka panjang yang telah ditetapkan terkait cabang pencak silat menuju olimpiade, yakni tahun 2020 sampai 2025 sudah terdaftar di International Olympic Committe (IOC), sehingga pada Olimpiade 2024 dan 2028 sudah menjadi cabang olahraga eksibisi yang dipertandingkan di olimpiade.

"Harapan kami, tahun 2032, pencak silat sudah menjadi number of event di olimliade, sehingga dimanapun olimpiade itu digelar, cabang pencak silat sudah menjadi salah satu nomor yg wajib dipertandingkan," jelas Yusup Suparman. ***