PEKANBARU - Sejarah telah mencatat pada tahun 1915-1949, Sultan Syarif Kasim II yang merupakan Sultan terakhir Siak Sri Indrapura telah memberikan sumbangsihnya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dimana, sang Sultan telah menyumbangkan mahkota Sultan Siak Sri Indrapura yang terbuat dari emas bertahtakan berlian dan uang sebesar 13 juta gulden. Bahkan, Sultan Syarif Kasim II memberikannya secara cuma-cuma kepada Presiden Republik Indonesia pertama, Ir Sukarno. Sumbangsih ini dimaksudkan sebagai penegas bahwa Kesultanan Siak Sri Indrapura yang dipimpinnya meleburkan diri ke dalam NKRI.

Saat ini, mahkota Sultan Siak tersebut berada di Museum Nasional Jakarta. Makanya saat berada di Jakarta, Gubernur Riau, Syamsuar bersama Sekda Provinsi Riau, Yan Prana Jaya Indra Rasyid pun berkesempatan melihat dari dekat mahkota tersebut.

Di sana, Gubri pun tampak kagum menyaksikan mahkota asli di ruang Kepala Museum Nasional, Siswanto tersebut.

Bagaimana tidak, mahkota asli Sultan Siak Sri Indrapura ini dibuat dari emas bertahtakan berlian dan rubi dengan diameter 33 cm, tinggi 27 cm, dan berat mencapai 1.803,3 g.

Mahkota ini juga dihiasi oleh tiga bunga teratai bertaburkan batu merah delima dan intan. Selain itu juga dihiasi dengan filigran motif sulur-sulur benang emas dan bunga. Daun-daun emas kecil dikaitkan dengan cincin menggantung di keempat lengkungan mahkota.

Kemudian, di bagian kening terdapat inskripsi Arab yang berarti "mahkota emas" yang terbuat dari kawat emas tipis. Mahkota emas tersebut saat ini dalam keadaan baik serta terawat dan menjadi koleksi Museum Nasional dengan nomor inventaris E 26.

Selama melihat dari dekat Mahkota Sultan Siak, Gubri Syamsuar tak henti-hentinya berdecak kagum karena mahkota dari emas sebesar 1,8 Kg itu ditaburi berlian dan batu permata berwarna merah itu.

"Baru pertama kali saya melihat mahkota asli ini. Sungguh luar biasa pengorbanan sultan. Selain menyumbang satu triliun untuk Republik Indonesia, ternyata juga diserahkan mahkotanya di museum ini. Masih ada yang lain seperti keris dan lain lain. Pemprov Riau ingin menjadikan kebudayaan sebagai payung negeri kepariwisataan. Potensi budaya itu banyak, termasuk mahkota sultan ini," kata Gubernur Riau didampingi Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Riau, Raja Yoserizal, Jumat (29/11/2019).

Sementara itu, Kepala Disbud Riau, Raja Yoserizal mengatakan, bahwa mahkota emas Kerajaan Siak itu telah resmi ditetapkan sebagai benda cagar budaya (BCB) dan memiliki peringkat sebagai BCB tingkat nasional.

"Peringkat ini menandakan nilai penting dari benda tersebut unggul dalam aspek estetika dan historis yang mewakili nilai penting budaya Indonesia. Sehingga Mahkota Emas Kerajaan Siak itu tidak dipamerkan untuk umum sehari-hari, dan bahkan hanya orang-orang tertentu saja yang diperkenankan untuk melihatnya secara langsung di dalam Museum," tukas Yose. ***