KAMPAR - Seorang balita yang hilang di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau hingga saat ini masih misterius.

Hilangnya balita cantik berumur dua tahun pada Senin (9/8/2021) lalu, kian mengherankan. Sejak resmi ditangani Kepolisian Sektor Tambang setelah dilaporkan orang tua bayi itu, Selasa (17/8/2021) juga belum menemukan titik terang.

Kapolsek Tambang, Iptu Mardani Tohenes Lesa sendiri terheran-heran dibuat hilangnya Sakiya Rafifa Islami.

"Baru jumpa perkara yang seperti ini. Sama sekali nggak ada saksi," ungkap Mardani kepada Tribunpekanbaru.com, Minggu (29/8/2021).

Saksi dimaksud adalah orang yang dapat menerangkan sebelum, saat atau setelah hilangnya Kiya untuk mendapatkan rentetan peristiwa sebagai petunjuk.

Berbagai upaya telah dilakukan. Mardani menyebutkan, telah meminta keterangan beberapa saksi. Bahkan prarekonstruksi juga telah dilakukan untuk mendapatkan gambaran persis kondisi lokasi saat Kiya menghilang.

Menurut Mardani, kedua orang tua Kiya sudah dua kali diminta keterangan. Pertama saat melapor.

"Kemarin mengambil keterangan orangtuanya lagi," katanya.

Pemanggilan orangtua Kiya yang kedua untuk menggali informasi tentang keberadaan orang-orang sekitar mereka. Seperti keluarga, tetangga dan siapa saja yang ada saat Kiya menghilang.

Mardani mengemukakan pengakuan orangtua Kiya yang memastikan tidak ada siapapun di rumah. Cuma ayah dan ibu serta Kiya sendiri. Situasi di sekitar rumah mereka juga sedang sepi pagi itu.

Meski saat itu sedang hari pasar, tetapi berjarak cukup jauh dari rumah Kiya. Pihaknya sempat menaruh harapan kepada dua orang yang sedang duduk di warung sebelah rumah Kiya dapat memberi petunjuk.

Menurut Mardani, kedua orang itu diharapkan sebagai saksi kunci.

Mardani mengatakan, dua orang itu berjarak hanya sekitar 10 meter dari Kiya saat sedang bermain-main di halaman depan rumahnya sebelum hilang. Mereka bahkan sempat memanggil-manggil Kiya.

"Cuma sekejap nggak lihat, pas nengok lagi (ke arah Kiya), sudah nggak ada lagi," ungkap Mardani.

Kedua orang itu juga mengaku tidak melihat siapapun mendekat ke arah Kiya.

Jangankan itu, kedua orang itu bahkan tidak melihat ada orang yang kebetulan lewat dari sekitar halaman rumah Kiya. Berbagai teka teki hilangnya Kiya, satupun belum terjawab.

"Sampai sekarang masih buntu," kata Mardani.

Di tengah kebuntuan itu, ia masih berharap menemukan secerca petunjuk.

Mardani sangat mengharapkan informasi dari pihak manapun yang mengetahui apapun berkaitan dengan Kiya. Ia sendiri selalu membawa penanganan ini ke dalam doa.

"Tiap hari saya berdoa setiap salat. Kita serahkan kepada yang di atas (Tuhan)," kata Mardani.

Ditanya pendapatnya soal nuansa mistis di balik hilangnya Kiya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, Mardani tidak bersedia berkomentar.

Ia menegaskan, pihak kepolisian hanya melihat peristiwa ini berdasarkan fakta saja.

"Kita hanya berdasarkan fakta saja. Apa faktanya, itu yang kita selidiki," ujar Mardani.***