PEKANBARU - Meski sempat diguyur hujan malam tadi, namun Kota Dumai, Provinsi Riau masih diliputi asap tebal pagi ini, Jumat, (29/3/2019). Tebalnya asap sangat menggangu aktifitas warga sekitar yang mengganggu pernafasan warga dan memerihkan mata.

Kondisi udara ini semakin dikeluhkan warga akibat kabut asap bercampur abu sisa kebakaran hutan dan lahan di lingkungan pemukiman pada Jumat pagi. Kondisi ini membuat warga khawatir dengan kesehatan keluarga dan anak sekolah bisa terganggu.

"Tadi pagi jam 6 saya keluar belum ada, ini sekarang baru tebal asapnya sebelumnya tidak sampai kayak gini, ada tapi tidak separah ini. Ini mata sampai perih, tenggorokan pun tak enak karena baunya ini, khawatir aja sama anak-anak di sekolah, saya kerja saja juga tidak nyaman," kata Edy, salah satu warga Dumai yang bekerja sebagai supir bentor (becak motor, red) kepada GoRiau.com pagi ini.

Edy berharap instansi terkait segera turun tangan mengatasi kebakaran hutan ini agar kualitas udara tidak semakin buruk dan dapat menganggu kesehatan manusia, terutama bagi anak usia dini dan sekolah, bahkan akan berdampak bagi penghasilan Edy sendiri.

"Iya kalau asap kaya gini penumpang bisa sepi karena orang malas keluar, tapi waktu bapak Jokowi datang kemarin bersih ga ada asap. Ini mulai ada lagi mungkin karena hujan semalam jadi asapnya naik dari daerah yang masih terbakar itu," ujar Edy.

Pantauan GoRiau di lapangan meski diselimuti asap tebal tampak warga kota Dumai masih melakukan aktivitas seperti biasanya tanpa menggunakan masker. Pengakuan beberapa warga di lokasi, mereka sudah terbiasa dengan kondisi udara seperti ini bahkan sudah menjadi musim tahunan setiap musim panas.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Jumat pagi, jarak pandang di kota pelabuhan tersebut hanya berkisar tiga kilometer.

"Jarak pandang di Kota Dumai tiga kilometer akibat asap," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sukisno.

BMKG menyatakan berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua Jumat pukul 06.00 WIB terdeteksi tiga titik api atau indikasi kuat Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 hingga 100 persen.

Dari tiga titik api, dua diantaranya terdeteksi di kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Wilayah itu secara geografis berdekatan dengan Kota Dumai. Sementara satu titik api terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir. ***